Gerhana
empertaruhkan banyak uang demi mendapatkan pundi-pundi rupiah yang berkali-kali lipat dari yang mereka pasang. Kalau jagoan mereka sampai kalah, hilang jugalah s
bukan? Mereka jahat? Tidak juga. Toh kehidupan seperti ini merekalah yang memilih.
an. Darah seketika mengucur deras. Saat melihat lawannya kesulitan berkonsentrasi karena darah yang mengucur deras, ia menggerakan siku kiri secara diagonal. Mengincar
nilah sisi gelapnya yang hanya diketahui oleh beberapa orang. Mencari tambahan pundi-pundi uang dengan menjadi petarung liar. Namanya terus saja dielu-elukan disertai dengan tatapan penuh kekaguman dan kebencian. Kubu yang kalah membencinya. Namun kubu yang
a membengkak. Pelipisnya sobek, meninggalkan luka terbuka yang menganga. Lebih dari itu, ekspresi wajahnya tampak lesu. Sponsornya memasang raut wajah ketat dan para pendukung
hkannya tidak mudah. Ia harus mengerahkan segenap kemampuannya untuk membungkamnya. Sebenarnya kemenangan yang ia peroleh dari Pascal dan para petarung-petarung sebelumnya adalah karena ritual raha
g-kaleng!" Barda dan Jaka, dua sahabat kentalnya menghampiri. Ia tidak menjawab. Toh pertanyaan mereka memang tidak memerlukan jawaban. Ia menghempaskan pinggulnya di kursi penonton. M
lo bisa ikut mati karena sedih kalo lo sampai mati di sini. Lo nggak lupa kan?" Tanya Barda penasaran. Sei
awa di sini. Kontrak rumah gue minggu depan habis. Stealing martabak ibu gue hancur. M
," sindir Barda pedas. Ia kesal pada Tangguh yang ia anggap terlalu idealis. Ia, Jaka dan Tangguh tumbuh besar bersama. Sudah pasti mereka bertiga saling menya
a dibuat bayar kontrakan. Kita ini miskin, Guh. Akui dan terima kenyataan ini!" Sembur Barda kesal. Ia capek hati melihat kedegilan Tangguh. Senang banget sahabatnya ini menyiksa di
Bar. Karena apa? Karena hanya itu lah satu-satunya harta yang kita punya! Dan gue lebih memilih untuk menggadaikan nyawa gue di
a ribut sih?" Jaka buru-buru berdiri. Memisahkan
-tengah Tangguh dan Barda. Berusaha mencegah keduanya baku hantam. Selalu begini. Setiap dua orang keras kepala ini berselisih, ia lah yang harus menjadi wasit dadakan. Nasib menjadi anak bawang ya macam i
-nya Bi Sumi. Lo kan lagi banyak duit hari ini, Guh. Traktir gue ya?" Jaka men
jalan menuju pintu keluar arena. Jaka mengekori langkahnya dengan gembira. Rezek
paham lo jadi cuma nraktir si Jaka doang? Payah lo ah!" Dengus Barda
ut ya udah ikut aja. Tampang preman kelakuan aleman
hantam, berselisih adalah makanan mereka sehari-hari. Tapi rasa setia kawan, senasib sepenanggungan, dan saling peduli di antara mereka, melampaui semuanya. Mereka saling memaki karena peduli. B
===========
lan sudah mirip dengan premanwati. Waktunya beraksi. Ia keluar dari mobil. Bermaksud menghampiri jajaran makanan pinggir jalan dan mencari Bu Wardah. Baru berjalan beberapa langkah, ia menepuk jidatnya sendiri. Ia lupa menukar sepatu high heels-nya dengan sneakers. Mana ada premanwati memakai sepatu high heels, ya kan? Coba bayangkan saat mereka harus berkel
a makin bersalah. Keinginannya untuk menemui Bu Wardah semakin menggebu. Ia mendecakkan lidahnya saat melihat salah satu preman yang bernama Jaka, duduk santai di kios gorengan sambil minum kopi. Aha, ternyata usahanya hari ini ti
Jaka menyambut kehadirannya dengan omelan. Tetapi ia membalas deng
rdah lah, Bang Jaka."
erasa jadi abang tukang gorengan gue," Jaka mengaruk-garuk kep
h!" Jaka mengibaskan tangannya. Gerhana menarik napas panjang. Sepertinya si abang preman tidak tertarik lagi untuk
juga mau mengganti modal Bu Wardah. Dagangannya kan kemaren rusak semua. Kasihan kan Bu Wardah?" Gerhana memasan
na kontrakannya sudah mau jatuh tempo lagi. Tetapi ia juga takut kalau si Tangguh mengamuk karena ia memberitahukan alamat r
sih bisa diselamatkan. Agak-agak empuk dibandingkan dengan Barda apalagi Tangguh. Beuh
ali melakukan kejahatan. Berbuat baiklah sesekali agar api neraka tidak terus berkobar untuk Abang. Api neraka itu panasnya seribu kali lebi
g gue kalo berani melanggar aturannya," Jaka mengedikkan kedua bahunya. Merasa tidak ada jalan kedua bagi keduanya. Tangguh itu kera
a uangnya sama bouncer-bouncer temennya si Tangguh. Bilang nitip uang ini untuk ibunya si Tang
sih banyak ya, Bang Jaka? Saya yakin, api neraka untuk Bang Jaka sudah dikorting sekian persen panasn
janya doang, bukan alamat rumahnya. Berarti gue kagak ngelanggar aturan dong?" Sahut
matnya di mana, Bang?" Gerhana ingin tertawa tetapi ia takut dosa karena
r di sana. Semoga niat baik lo kesampean ya, Bocah? Sekarang lo pulang gih,
ukum squat jump sampai semaputlah ia oleh ayahnya. Lah seumur-umur ia tidak pernah menginjakkan ka
ang Jaka. Bouncer
ya, Bocah. Lah lo kagak tau masalah begi
si kebaikan untuk Bu Wardah. Tapi secara tidak langsung ia juga telah melakukan tindak kejahatan terselubung. Kalau ini bocah sampai dimakan mentah oleh para hidung belang di sana, api nerakanya pasti
a Putr
Langit
Suh
Laks
te
legal, dan menolak masuk tergantung pada kriteria yang ditetapkan oleh pihak club. Bouncer biasanya pria berukuran tubuh tin