Gerhana
---" Gerhan
tu selalu dididik menjadi orang yang bertanggung jawab? Ini ad
mpuk malam ini. Kalau sudah mabuk biasanya mereka ini cenderung suka membuat keributan. Dimulai dari saling pandang dan tidak sengaja tersenggol, bisa menjad
ini dengan penuh minat. Walaupun memakai overall jeans, tapi kaus putihnya cukup ketat. Ia membuka jaket kulitnya dan memakaikannya sembarang ke tubuh Gerhana. Kedatanga
Tangguh. Ia takut kalau Tangguh benar-benar mengantarkannya pulang dan bertemu dengan kakaknya. Makanya ia manut saja saat dipakaikan jaket. Ia memang sering
n kembali menjejalkan amplop ke tangannya. Sepertinya ia sudah terlalu lama menghabiskan waktu di tempat ini. Kalau ia tidak segera pulang, takutnya ia keduluan oleh Mas Guruh. Masalah pasti akan meleba
ahu seseorang. Nyerinya bukan kepalang. Ia juga nyaris jatuh terjengkang kalau seseorang tid
ka kamu," suara Tangguh dekat sekali dengan telinganya. B
Bang. Saya su
rha
sini? Dan jaket siapa
at atasan dan kakaknya sekaligus ada di depannya. Rupanya bahu Abizarlah yang
ini adalah milik omnya. Tetapi kakaknya? Setitik debu pun ia tidak mempunyai dugaan ke arah itu. Padahal justru bertemu kakaknyalah hal yang paling tidak ia inginkan. Karena kalau kakaknya tahu, ked
tangannya ditarik kencang oleh kakaknya men
waktu Mas menelepon ke rumah, Mbok Wati bilang kalau kamu mau menjenguk orang sakit. Mana orang sakitnya? Lagi ngedance atau lagi teler?!" Bahu Gerhana ter
ohong, Mas. M
rita dari mana. Ia kebingungan diint
ti ini kamu masih jug
. Dan orang sakitnya itu adalah ibu saya. Jaket yang ia pakai ad
etiap bahu kecilnya bergetar, ada rasa tidak nyaman di hatinya. Itu memang tidak bisa melihat bentuk penindasan dalam
ngar tattoan yang tiba-tiba berdiri di hadapan adiknya. Ia tidak menyukai pemandangan ini.
club ini. Beberapa hari lalu adik Anda tidak s
s ini masih shock. Kasihan juga. Guruh itu orangnya jarang marah. Tapi sekalinya naik pitam, ya seperti inilah jadinya. Mengenai Tangguh, tentu saja ia mengenalnya. Tangguh adalah salah satu bodyguard handal kesayangan O
pa-apa, saya boleh menghubunginya. Tadi saya menelepon adik Anda untuk bertemu dengan saya di sini, sebelum m
pengobatan yang diberikan oleh adik Anda. Itulah kejadian y
edia menutupi kebohongannya. Apalagi mengambil alih dosanya dengan
Karena perhatian sebesar apa pun itu, tidak akan bisa membayar biaya perbaikan gerobak dan juga biaya rumah sakit ibu saya. Urusan kita selesai sampai di sini. Permisi semuanya." Tangguh membalikkan tubuhnya. Meninggalkan kakak beradik dan
Guruh. Tangguh mengh
ngembalikan jaketnya. "Urusan Anda dan adik saya cukup sampai di sini saja. Mengerti?" Guruh memperingatkan Tangguh secara terang-terangan. Ia tidak ingin ada pertemuan-pertemuan tidak penting lainnya antara adiknya denga
n. Ia merasa mulutnya asam karena sudah terlalu banyak berbicara. Biasanya ia hanya mengeluarkan kata seperlunya. Kepalan tangannya lebih banyak berbicara mewakili mulutnya. Selain itu ada sesuatu hal yang harus ia bereskan secepatnya. Penampakan Jaka yang terus bersembunyi
===========
a tidak suka dengan segala sesuatu yang berlebihan. Mengingat warna mobilnya yang merah menyala, Guruh pasti ogah memakainya. Kakaknya itu kerap sakit mata setiap melihat warna mobilnya. Gerhana bergegas
ang Yahya ya? " Gerhana menebak-nebak sendiri. Yang pasti mobilnya tidak mungkin hilang. Maling akan susah
n katanya. Mulai hari ini setiap Non Nana mau kerja, harus di antar Ma
juga tidak tahu sampai kapan mobilnya akan dikembalikan. Apa boleh buat, ia memang salah. Semua kesalahan harus ada konsekuensinya bukan?
kat sekarang saja. Man
mengangguk toh ia memang tidak punya pilihan lain. Dan seperti inilah paginya. Di a
pa melihat isinya, ia tahu pasti amplop itu berasal dari Tangguh. Preman sombong satu ini memang keras kepala! Saat OB mengatakan bahwa
ikenali. Ia meneriakkan nama Tangguh, tapi sepertinya preman sombong itu tidak mendengar atau
op saja ia sampai repot begini. Semalam kan Tangguh sudah mengakui kalau ia menerim
emui kamu lagi?" Seru Tangguh kesal. Ia sengaja menitipkan amplop pada security demi menghindari
di mengambilnya kembali. Nih! Ambil lagi uangnya. Mau Abang buang kek, Aban
bawa karung beras. Sepertinya kakek ini seorang pemulung. Tanpa banyak bicara ia memberikan amplopnya pada si kakek yang seketika mengucapkan kata terima kasih banyak berulang kali. Tangguh mena
arah Gerhana. Tanpa berpikir panjang ia ikut berlari mengejar Gerhana dan mendorongnya ke tepi
ir s
Ia seakan-akan pernah mengalami peristiwa ini. Suara-suara bernada amarah dalam bahasa yang tidak ia mengerti
ang nggak
ari saya! Kehadiran kamu selalu
auh lebih mengerikan jikalau ia marah. Sebaiknya memang ia menjauhi laki-laki ini. Kede