Asa di Ujung Sajadah#bukuke-2
dak pidana. Tetapi hukum tidak akan melindungi seorang istri dari tindak keji seorang pelakor. Maka jika ia menyerang Diana, Diana bisa membuat laporan pada pihak kepolisian, kalau dirinya
dengan visum dari rumah sakit dan saksi-
aannya secara langsung. Enam tahun berumah tangga membuat Jihan khatam dengan tindak tanduk Tommy. Jadi sebelum
iinginkan. Ia tidak mau bernasib seperti ibunya, yang hanya bisa menangis dan meratap setiap kali ayah
n baik buruknya. Tapi kalau dirinya, sungguh ia tidak akan mau. Karena menurutnya dirinya bukan pilihan. Lagi pula untuk apa lagi ia meminta Tommy untuk memilih? Tommy sudah jelas memilih Diana. Karena kalau memang benar Tommy mencintainya, Tommy tidak akan menyelingkuhinya. Titik. Ia t
i Mbak ketemu den
ak. Jihan mengerti, pasti Kanaya takut kal
e sana? Mbak ingin
au ia membuat huru hara. Pertanyaan Ka
atah kata, dengan menatap mata mereka berdua. Mbak janji. Mbak hanya akan berbicara, Nay. Mbak tidak akan merendahkan diri Mbak sendiri dengan bersikap seperti orang tidak waras di sana.
ngerti kalau Kanaya mencoba memberikan dukungan padanya sebagai sesama perempuan. Setelah membaca b
Diana. Sementara Diana sendiri tidak berani memandang wajahnya. Air muka Diana dan Tommy sama-sama pucat. Jihan paham sekali kalau Diana
n tidak menyadari kalau kursinya telah terjatuh. Rasa gugup telah mengambil alih kewaspadaannya. Sementara Diana tetap dalam posisi duduk. Hanya saja
senyum kecil. Mungkin bagi Tommy dan Diana, sikapnya terlihat tenang. Tidak ada riak yang berarti di air mukanya. Hanya saja tidak ada yang tahu,
aknya secara tiba-tiba membuat otaknya ngeblank. Ia tidak tahu harus mengarang cerita mulai dari mana. Jihan buk
ihan saja yang bertanya ya, Mas? Supaya ti
l Jihan yang dingin seperti ini. Biasanya Jihan itu penga
. Makanya Mas tidak mengajak Jihan. Pertanyaannya Jihan
akai lipstick dan highheels ya, Mas? Coba
ja lain, memperlihatkan reaksi beragam. Ada yang mencuri-curi pandang. Ada yang berbisik-bisik dengan teman-temannya. Sampai ada yang terang-terangan menonton sambil memvideokan. Para peserta reuni mudah resah. Mungk
ah sakit tengah malam buta, saat kamu mencoba bunuh diri? Siapa juga yang mengatakan kalau seharusnya para pelakor di dunia ini dit
idak tahu betapa tidak tau berterima kasihnya Diana. Sudah dianggap sep
ri para pelakor itu, maka pertanyaannya aku u
am. Diana tidak kuasa menjawab sesu
menari-nari kegirangan dan membiarkan aku mati? Coba jawab, Dian?" Suasana kian hening. Para peserta reuni kian gelisah. Kalimat demi kalimat yang diucapkan
pai ke telinga-telinganya. Diana pasti malu karena banyaknya pengunjung Starbuck* yang memandan
lu, saat Mas melamar Jihan. Mas bilang, Mas akan setia dan
cil. Pedihnya tidak terucapkan. Air matanya mengalir perlahan. Merembes keluar dari sudut-sudut matanya. Menetes satu demi satu dalam tangis tanpa suara.
ra saat hamil besar seperti ini, membuat nuraninya bergetar. Istimewa melihat Ni
ang baru saja merangkul wanita lain. Tommy gentar. Enam tahun menjadi suami Jihan, ia sangat memahami karakter istrinya. Jihan ini walau lembut dan pengalah, tetapi sangat keras
han. Biasanya jika Jihan sedang marah, sebuah elusan lembut di ubun-ubun serta ucapan maaf tulus, akan meredakan amarahnya. Namun kali ini, Jihan menepis lengannya kasar. Saat ia memaksa mencengkram pergelangan tangan Jihan, istrinya membentak marah. Ku
aik-baik, Mas. Mulai hari ini dan seterusnya, Jihan tidak akan lagi pulang ke rumah kita. Karena Jihan akan kembali ke rumah orang tua Jihan. Masalah selanjutnya biar ayah dan ibu saja yang akan membahasnya dengan, Mas. Jihan permisi dulu," Jihan me
u telah menemani, Mbak," pamit Jihan seraya berlalu. Jihan meninggalka
. Di dunia ini semua bisa berakhir. Orang bisa beru