Somebody That You Loved
berkali-kali, tapi tidak ada jawaban. Saat ini, dia sedang berdiri di tepi jalan raya seraya memicingkan mata untuk melihat mobil Bonita
menghampiri gedung hotel. Dia menyandarkan punggung ke dinding. Matan
a sejak tadi. Dia bahkan sempat menatap tajam pada beberapa pria hidung be
emberitahu Bonita tentang perselingkuhan Benjamin besok saja. Dia terlalu te
ng yang lalu-lalang mulai berkurang. Jika bukan karena tiba-tiba melihat keberadaan mobi
ya berlari menghampiri mo
bil dan menurunkan jen
usus malam ini untuk menjamu tamu yang memiliki undangan." Sesal Velica d
ir empat jam dia membelah jarak dan menahan kegelisahan ha
amu sudah mencoba m
u tidak d
iknya yang masih tergeletak dekat dinding, lalu memasuki mobil Bonita. "Ayo, kita ke r
kanan untuk mereka berdua karena Bonita terus diam. Dia sengaja mengajak Bonita duduk d
elmu mati?"
aku celana dan bergumam seoran
apa. Pakailah dan coba telepon Benjamin." Ujar Velica se
membutuhkan waktu untuk terisi kembali, maka dia membiarkannya terg
tidak pulang lebih dulu, mungkin ka
rlu meminta ma
ica merasa salah tingkah karena Bonita hanya menatapnya tanpa mengatakan apapun hingga memutuskan u
esiap, "Mak
anya ada satu kamar untuk satu kartu undangan. Isabell cukup yakin bahwa yang d
ruh tubuh. Dia cemburu. Sangat cemburu. Ada sesuatu yang terasa sangat salah dengannya. Entah
ada Isabell dan beralasan ingin menginap karena ada seseorang yan
ah satu kamar hotel itu, kekasihnya sedang bersama seorang wanita anggun dan seksi. Entah apa yan
, kalian pernah
pertanyaan Velica. Selama empat tahun menjalin hubungan dengan Benjamin, mereka memang belum pernah melakukanny
jaga hal itu karena tidak ingin bernasib sama seperti wanita lain yang merasa sanga
Bahkan di lingkungan sosialnya yang sangat bebas pun, para wanita masih saja naif dan mengharap pria akan bertekuk lutut hanya pada dirinya jika mereka memb
kat di kepala Bonita yang masih menatap hotel di seberang sana menjawab segalany
ahlah. Bee hanya memberitahu dia ingin ke kota ini untuk membantu teman lama. Aku t
ahu Bonita, "Aku
hingga tidak mampu melanjutkan. Ada terlalu banyak hal yang dia pikirkan. Sayatan di hatinya bertambah saat memikirkan segala kemung
sesaat setelahnya. Velica mengajak Boni
idak diterima. Bulir air panas yang menetes di pipinya segera dihapus dengan punggung tangan. Dia tidak
ndingnya terasa dingin dan menjulang dengan arogan. Catnya yang memantulkan puluh
ri. Jarak itu meninggalkan gelenyar sakit yang perlahan menggerogoti, rongga hampa yang tiba-tiba muncul di sudut hati
ca yang lapar menghabiskan semua makanan pesanannya, sedangkan Bonita han
pat Benjamin menginap. Mereka memilih satu kamar yang memiliki dua tempat tidur terp
gun lebih pagi dan mencoba da
sekali yang dia pikirkan, tapi tidak ada satupun yang mampu diutarakan
fkan
eraya memejamkan mata dengan hati penuh luka dan rasa getir yang menyebar hingga membuatnya
*