Mencintai Istri Kakakku
arun berada. Rumah yang telah ditempatinya semenjak Ayu masuk ke dalam penjara atas k
kin gaduh. Kurang dari lima menit
i wanita itulah yang selalu mendengar keluh kesahnya mengenai apapun. Dari sa
emuda itu menyerahkan sejuml
koper besar sudah berada di dalam genggamannya. Dengan semangat ia memasuki peka
Farzan kepada penja
atang," sambut penj
anti aja ya sekalian buat Bi Ijah," seru Farzan
sungkan s
lagi loh." Farzan menoleh lagi ke penjaga yang
embali memberi respons tak biasa. Senyum lebar terukir parasnya
bil merentangkan kedua tangan. Kedua lesung pipi yang begi
etika ia setengah berlari menghampiri Arini. Saat berjarak satu langkah dari
Arini dengan kedua
ng berpelukan dengan Arini,
kamu nggak mau peluk lagi?"
gelengkan kepal
s m
er
mengajukan pertanyaan, agar
h sek
kini turun memegang pinggang. Dia b
yak El." Arini memilih duduk lagi di sofa, kemudian mendesah.
eluk dan dicium ya sampai SMP aja. Kalau gede dikit, u
akak iparnya dalam kondisi normal sekarang. Tidak terlihat jik
ongakkan kepala agar bisa
ama Papa." Arini hening sesaat sebelum me
rumah?" Tilikan netr
suster. Lagi
ngitari paras cantik Arini yang sama sekali tidak memudar
? Udah
ngung. "Ketemu apa? Kakak
sa nggak n
um awkward, lantas
loh kelamaan jomlo, bisa ditikung beneran s
a. "Alyssa perempuan, Kak. Aku ini laki-laki jadi harus mapan dulu, b
kah." Arini mengerling ke foto pernikahannya dengan Brandon yang terpajang
ngat bagaimana gigihnya Lisa mencarika
lon istri kayak Mama dulu
ut Farzan memasang
mau?" Arini
i ketika tangannya bergerak naik ing
elidiknya s
ditarik lagi. "Karena aku mau kerja dulu. Jadi kepala ru
atas. Senyum usil masih b
liah, masa udah bahas jodoh?!" sun
perlahan berubah sendu. "Yang penting kamu
rut. "I am still normal an
ope
, udah pasti aku lamar saat in
ama-sama terdiam. Keduanya lar
elihat kedua tangan yan
e arah pemuda yang dud
lang hari ini?" Meski jengkel, tapi ia tidak
rini membelai lembut puncak kepala Farzan. "Kamu itu ngg
ang berada tepat di dekat kakinya. "Mommy terny
an Arini. Ya, walaupun seorang pria, Farzan tetaplah seorang an
berubah
a dada semakin terasa sesak. "Mommy mau
ujung dagu yang dihiasi belahan i
ambungnya lagi, "kakak tahu 'kan kalau aku nggak
iminati Farzan, karena sudah sangat mengenalnya belasan
enarik bahu lebar itu ketika tahu
ada di dalam pelukan hangat Arini. Tepukan
an," bisik Arini masih menepuk pung
menetes membasahi gaun yang dikenakan Arini. Kelopaknya mengerjap
tiap jengkal wajah Arini. Wanita ini luar biasa berarti dalam hidupnya. Hanya dia y
cat. Farzan teringat bagaimana rasa manis bibir Arini ketika mereka berciuman sepuluh
k tengkuknya. Sementara Arini menatap kosong ke wajah Farzan. Saat kepala
apa
ambu