Mencintai Istri Kakakku
uh ruangan. Sepasang mata elang sedang menatap nanar foto yang ditampilkan layar ponsel. Tampak seorang perempuan
angan ini. Lebih tepatnya sejak kejadian yang tidak terduga membua
" tanya seorang mahasiswa
enggelengkan kepala. "No thanks!"
um. Bisa diomelin kakak ip
ekilas dengan tatapan malas. Dia se
ejak balik dari I
ar ponsel, sehingga wallpaper bergambar dirinya dan seorang perempuan menghilang beg
arzan, ketika melihat gelas yang ada dalam genggamannya. Jus melon adalah minuman kesukaan Arini, ist
mbut ikal mengajukan pertanyaan kepada Farzan, setela
layered itu bergerak ke atas da
kan salah lo, Zan. Kalau gue berada di posisi yang s
cantiknya kebangetan. Bayangin, umur empat puluh tahunan masih awet k
o nikah sama dia," sambun
ang kini bersemayam di hatinya memang memiliki kecantikan yang tidak pudar dimakan w
kat pandangan melihat plafon dengan seulas senyum le
an
mpuan, ada dalam diri Kak Arini." F
i. Nggak kebayang kalau Mas Brandon tahu.
a ditebak." Bram menumpu kedua tangan di atas
n tahu kalau dirinya mencintai Arini. Apalagi ia juga terlahir dari se
saku celana jeans milik Farzan bergetar. Sebuah panggilan dari wa
emperlihatkan tampilan panggilan masuk. "Bisa tamat ri
atasi dinding. Kakinya melangkah besar menuju s
Cantik," sapa Farzan se
ar di sana? Ujian lancar?" b
rnya. Dia kembali ingat dengan penyakit yang diderita Arini. Karena
, Kak. Kondisi kakak gimana? U
tarikan napas panjang. "Kamu kapan pula
uk bikin skripsi. Doakan aja semua lancar, trus bisa k
as adik kecil yang dibesarkan dengan kasih
aja deh, biar bisa lihat kamu," pi
ungkin melakukan video call sekarang. Bisa tamat r
a. Aku sekarang lagi di l
l. Mencurigakan." Arini diam beberapa detik. "Kamu lagi
nya normal seperti ini. Ya, wanita yang dicintainya divonis terkena Alzheimer di
Mau puasin senang-senang sebelum pusing mikirin sk
dengar lesu. "Kamu nggak pernah lo
. Tilikan mata elangnya berhenti ketika melihat seorang wanita berjalan terhuyung dar
ak. Kita video call kalau aku
baik ya. Jangan keluy
iss you
pungkas Arini sebel
ah mengantongi ponsel. Dari penampilannya tampak seperti orang asia. Dia m
dan kiri wanita muda tersebut. Sontak membuatnya meronta, berusaha m
oing?!!" sergah Farz
karena aksi mereka dik
i!" gertak Farzan mengeluarkan ponse
adi, sehingga terjatuh. Setelahnya mereka lari
sok mau gangguin anak orang," g
i jalan tak jauh dari lahan parkir klub. "Are you okay,
ngangkat wajahnya d
yum setelah hampir saja diperkos
" ucap wanita itu mengangk
a?" Mata elang Farza
Dia berusaha berdiri di tengah tubuh yang terasa ringan seperti kapas.
as membantu agar tegak ke posisi berdiri. "Saya panggil
antar k
erti orang gila dengan tubuh kembali terhuyung ke
o mengerut. "Mbak
g itu menggeleng. "Gue
Mbak nginap di hotel mana? Bia
enuh milik perempuan yang berada di samping F
pegangan di lengan kurus itu. "Lain
ja kayak emak gue," su
tahu Mbak tinggal di mana!"
rtanyaannya, wanita itu
an ketika tubuh itu
ang bahu, lantas menepu
an," gumam F
i. Malam menjelang, ia harus kembali ke apartemen. Tapi, bagaimana dengan
n untuk menghentikan taksi. Tidak ada pilihan l
dalam taksi. Dia menyandarkan kepala perempuan t
kerlap kerlip lampu yang berpendar dari gedung-gedung tinggi di kota Zürich. Enam bulan lagi, ia tidak berada di
u celana, lantas mengirimkan pesan kepada t
apartemen dulu. K
a tersenyum melihat seorang wanita berkerudung tersenyum memamerkan dua lesung pipi yang men
Kak," lirihny
empat tahun ia tinggal di sana seorang diri, jauh dari keluarga. Sejak kecil, ia sudah memili
g masih tergolong baru di kota Zürich. Sebelum turun dari mobil, Farzan menarik napas panjang ketika melih
gnya di balik punggung. Sebuah tawa singkat meluncur dari bib
nget sih,
ar. Farzan merebahkan perempuan asing yang tidak lagi tahu apa-apa itu di atas kasur. Napas terpacu keluar d
u. Sontak tubuhnya terjatuh nyaris mengimpit sosok yang sedang terbaring di atas ranjang.
pat di depannya. Situasi seperti ini baru pertama kali dialami, kecuali ketika ia melakukan kesalahan termanis
" desis wanita itu berusaha m
ambu