icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon

Enam Bulan Dinikahi, Enam Kali Dikhianati

Bab 5 Siaran itu meledak seperti bom waktu

Jumlah Kata:1439    |    Dirilis Pada: 26/07/2025

satu jam, nama Alira Veyla menjadi trending topic nasional. Layar ponselku tak henti-hentinya menampilkan notifikasi. Media sosial penuh dengan potongan video pendek dari siaran itu, kutipan-kutipa

wanita bangkit dari reruntuhan. Komentar sinis, cercaan, tuduhan mencari panggung dan popularitas instan-semuanya menyerbu lini masa secepat kilat. Ada yang menyebutku drama queen, ada yang bilang aku hanya ingin uang, ada pula yang berpendapat aku hanya memanfaatk

nang, tak tergesa-gesa, seolah segala kekacauan di sekelilingnya adalah bagian dari simfoni yang sudah ia prediksi. Ia menatap

aranya datar, tanpa nada kemenangan ata

mosi di depan kamera. "Ini bukan tentang 'impact', Arya," kataku, sua

, sedikit lebih cepat, seolah ingin memotong emo

. Sebuah strategi untuk mengontrol bagaimana cerita ini akan dilihat oleh mata dunia. Dan aku, Alira Veyla, adalah narasi itu. Aku adalah senj

a, seolah ingin meredam badai yang baru saja kucetuskan. Digelar dengan sangat mewah di ballroom hotel bintang lima, lengkap dengan backdrop putih megah berh

berdiri anggun di samping Dito, mengenakan gaun hitam elegan yang membalut tubuhnya dengan sempurna, wajahnya dingin bak marmer, namun tatapannya penuh perhitungan. Media, yang rupanya sudah

Suaranya lembut, bergetar tipis seolah menahan tangis,

etes pun air mata yang tumpah. "Saya datang untuk meluruskan. Alira adalah sosok yang p

dia meremehkan semua yang telah kulalui, melabeliku sebagai seseorang yang tidak stabil secara emosional, yang hanya menciptakan drama k

n yang terselubung. Ia lalu menambahkan, suar

percaya publik cukup cerdas untuk melihat siapa yang

alah seorang aktris yang sedang bermain peran, mencari simpati, sementara dia dan Dito adalah korban dari '

emote control dan, tanpa ekspresi, mematikan layar televisi. Kegelapan m

tegas, suaranya memecah keheningan. "Kau masih p

buka kedoknya di depan publik. Tapi, di sisi lain, menggunakannya bisa membuatku terlihat kejam, picik, dan sama buruknya d

suaraku tercekat, berusaha keras menahan emosi yang bergejolak.

enelanjangi setiap keraguanku. "Kalau kau tak sangg

kan perang biasa. Ini bukan sekadar mencari simpati. Ini tentang bertahan hidup. Tentang siapa yang akan

Luna sebelum dan sesudah menjalani serangkaian prosedur wajah di luar negeri. Foto-foto itu jelas, memperlihatkan perbedaan si

jiri media sosial d

belum filler?? Wajah

antes licik banget,

ja palsu, apa cin

ah hasil kerja tim operasi plastik, bukan inner beauty seperti yang selama ini ia klaim. Reputasi Luna yang selama ini dibangun sebagai wanita s

ang menggerakkan. Dia tak pernah bergerak sendiri, dia selalu punya ora

yang nyaris tak terlihat. "Kau tak perlu menekan pelatuknya," katanya tenang, seolah dia ba

bergantung padanya, pada metode-metode dingin dan penuh perhitungan seperti ini. Tapi

onselku kembali berdering. Nama Luna Mahendra terpampan

yang dia inginkan? Namun, rasa penasaran, dan mungkin juga sedik

rcekat, tapi aku berusaha

u kalimat, diucapkan dengan suara yang rendah, n

u permulaan, Alira. Aku belum

an yang terselubung. Aku bisa merasakan kemarahan

ersiaplah kehilangan reputasimu. Kel

u tentang Alira Veyla? Apa yang bisa dia lakukan? Aku ingin membalas, ingin membantah, ingin bertanya apa lagi yang

gar. Angin malam Jakarta menerpa wajahku, terasa dingin namun menyegarkan. Langit malam begitu pekat, bertabur bint

lah lagi. Ini bukan lagi tentang cinta yan

g akhir. Ini adalah perang habis-habisan.

Buka APP dan Klaim Bonus Anda

Buka