icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon

Enam Bulan Dinikahi, Enam Kali Dikhianati

Bab 3 Kesepakatan

Jumlah Kata:1470    |    Dirilis Pada: 26/07/2025

a seperti kode yang lebih dalam dari sekadar inisial nama Arya. Bukan cuma tentang simpatinya, yang ia sendiri akui tidak ia berikan, melainkan seolah... ia tahu. Ia mengawasi. Ada sesuatu yan

ma ini? Dan mengapa ia begi

gi debu-debu yang menari di udara, membuat suasana terasa semakin sureal. Aku merasa seperti masuk ke dalam labirin yang asing, jauh dari keramaian kota, jauh dari kebisingan duniaku yang lama. Kemewahan yang ter

duk santai di salah satu kursi di ujung meja, kemeja hitamnya kontras dengan kulit putihnya, dan ekspresi dingin yang tak bisa kutebak tercetak jelas di wajahnya. Di hadapannya, segelas kopi mengepu

matanya masih terpaku pada dokumen di hadapannya. Suaranya

p untuk bereaksi. Pertanyaan pertama yang terlontar dari bibirku, adalah pertanyaan yang pa

enyesalan di sana. Hanya kehampaan yang dingin. "Aku hanya membuka pintu," jawabnya, suaranya tenang,

i. Dia adalah orang di balik layar. "Kenapa?" tanyaku pelan, berusaha menguatkan suaraku. "Apa untungnya bagimu m

aan, melainkan senyum kepuasan yang dingin. "Aku tidak peduli pada suami

yang rumit. Harga diriku yang sudah terkoyak, kini terasa semakin diinjak-injak. "Aku buka

nku. Matanya menatapku lurus, tajam menembus, seolah mencoba m

ami, setelah merasa tak berdaya selama berbulan-bulan, kini aku dihadapkan pada kemungkin

. Seseorang yang punya alasan kuat untuk melawan suaminya." Dia berhenti di depanku, jarak kami tidak lebih dari dua langkah. "Aku sedang menghadapi konsolidasi besar. Ada

lik kata-katanya. "Kau ingin memanfaatkan aku untuk membalas d

ni. Kuberi nama baru, perlindungan, bahkan kontrak kerja dan akses sosial yang luas." Matanya menyapu

yang dikhianati." Suaraku sedikit bergetar, ada keputusasaan

rdengar, yang bisa jadi adalah sebuah kekaguman dingin. "Tak

harus bersembunyi? Tapi... bermain drama? Menjadi bagian dari permainan kekuasaan yang meng

n. "Tapi jangan kembali jika kau sudah pergi." Sebuah ancaman yang terselubung, sebuah pernyata

ungguku. Dito. Dia akan menunggu dengan kemarahan yang membara, dengan fitnah yang siap dilontarkan, dengan segala cara untuk

idak akan menjadi bayangan yang diam, tidak akan menjadi korban yang pasrah. Pertanyaan itu kembali bergaung di benakku: Apa aku siap masuk ke dunia

a lagi, terdengar lebih dingin, namun ada intensitas yang membuatku terpaku. "Ini bukan tentang membalas dendam," katany

enam bulan. Harga diri yang keluargaku abaikan demi gengsi. Ya, ini bukan tentang cinta. Cinta sudah lama mati dalam pernikahanku. Ini buka

tama kalinya.

korban yang lemah, yang ha

enti jadi bayangan

hidupku, terlepas dari seberapa berbahaya itu. Aku ingin merasaka

rus kulakukan?" tanyaku, suaraku terdengar lebih mantap dari yang kuduga. Itu b

seolah sebuah pengakuan. "Detailnya akan kusiapkan," katanya. "Untuk saat ini, kau hanya perlu ta

epakatan yang didasari bukan oleh kepercayaan mutlak, melainkan

gan. Ponselku. Aku meraihnya dari saku. Jantu

ilan suara biasa. I

jah Luna muncul di layar, dengan senyum miring yang khas, seolah dia sedang memegang ka

kau tahu..." Senyumnya semakin lebar, dan aku bisa melihat kemarahan yang tersembunyi di balik tatapan matanya. "

panggilan itu, meninggalkan aku terpaku di tempat, den

kah lebih dekat. Matanya menatap ponselku, lalu beralih padaku.

gumamku, lebih kep

enang, seolah ini sudah diperkirakan

Pratama, pria dingin yang tak memberiku simpati, adalah jenderal di balik layar. Aku tahu, hidupku tidak akan pernah sama l

Buka APP dan Klaim Bonus Anda

Buka