icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon

Air Mata yang Kutumpahkan

Bab 4 Chapter 4

Jumlah Kata:2471    |    Dirilis Pada: 16/11/2021

rti dipasangi kitiran. Harap-harap cemas, Keira melirik ke samping kanan tempat tidurnya. Masih serapi semula. Itu artinya sampai pagi ini, Panji belum juga kembali ke rumah. Keira beri

rsihkan diri dan siap-siap bekerja. Ia tidak ingin terlalu lama mengasihani diri sendiri. Apapun yang t

r sapa dengan suaminya secara wajar. Panji memang sangat berhati-hati dalam bersikap jikalau ada orang tuanya di sekitar mereka

i menangis semalaman karena suaminya tidak pulang. Sebagai salah seorang penghuni rumah, sedikit banyak ia mengetahui permasalahan suami istri muda ini. Ia tahu bahwa tuan mudanya itu hanya bersikap baik pada nyonya mudanya jikalau di hadapan kedua orang tuanya. Ap

rap. Surti menghela napas panjang. Dadanya sesak saat menatap sekeping harapan dari kedua bola mata n

g?" Surti buru-buru kembali ke dapur. Ia tidak tega melihat wajah kecewa bercampur kesedihan yang terlihat

an menemui tamunya setelah ia selesai sarapan. Keira melanjutkan sarapan paginya tanpa semangat. Ini adalah kali pertama suaminya tidak pulang sampai keesokan harinya. Biasanya jika tidak pulang pun, pagi harinya Panji pasti sudah muncul di

eorang pria muda berjaket jeans sedang duduk di sofa.

n sedikit bahu lebarnya. "Tadi pagi Pak Panji telah menelepon saya dan meminta agar saya mengantar jemput Ibu, mulai

man dan sepagian. Berharap-harap cemas semoga suaminya menghubungi. Seseorang memang cenderung bodoh kalau sudah dibutakan oleh cinta. Ia a

ar dulu," Keira melanjutkan langkah menuju kamarnya. Si pemuda mengangguk dan bergegas berdiri saa

melepaskan Panji dari ikatan yang tidak diinginkannya. Keira merasa kali ini Panji pasti tidak akan menolak per

n rikuh. Melihat kedekatan keduanya kemarin, ia bisa menarik satu kesimpulan. Sepertinya Panji sudah berhubungan cukup lama dengan perempuan ini. Kenyamanan mereka satu sama lain, adalah buktinya. Sepertinya

ira meraih tas dan bermaksud untuk membuka pintu mobil. Tapi ia keduluan o

rsembul seperti iklan pasta gigi. Keira baru menyadari kalau supir barunya ini ternyata tampan sekali. Gaya berpakaian dan rambutnya juga sangat kek

aya jemput jam berapa,

obyn menggelengkan kepala. "Tidak bisa, Bu. Pak Panji berpesan kalau saya harus me

menjemput saya, puk

sekitar dua puluh menit lagi sebelum pergantian shift dimulai. Sepuluh menit kemudian ia telah menggunakan seragam perawatnya

. Tapi, pakaiannya ini telah disumpah untuk melayani sesama tanpa membeda-bedakan garis keturunan maupun pangkat mereka. Jerih payahnya terbayar

utar-putar dengan gembira. Sejurus kemudian ia mengeluarkan lipgloss dari saku dan memulaskannya berulang-ulan

ng," Keira memasang satu jepit rambut lagi, sa

i. Kurang kinclong muka gue, kayaknya." Marini kembali mer

Keira menyingkir dan memberikan cermin besar itu dipakai oleh Marini seorang. Ma

ni masih dengan senyum lebarnya. " Lo inget kan sama pasien lo yang ke

anya Keira

Ra. Gue sama anak-anak sampai panas dingin tadi." Marini mengibas-ngibaskan tangannya meniru kipas seolah-olah ia sedang kepanasan hebat. Berbanding terbalik dengan Marini yang begitu gembira karena bertemu dengan Demitrio, Keira malah gelisah setengah mati.

pulang. Siapa tahu jodoh lo sedang on the way menjemput tulang ru

cinta kami nantinya kayak film lawas Pearl Harbour atau drakor Descendent Of The Sun?" Keira hanya t

an di hidupnya. Kamu bernafas tapi juga bukan dalam hembusannya. Itu pun kamu masih membodohi diri sendiri dan bilang, sabar ini ujian. Ngapain

*

u ruangan 301. Ia baru teringat bahwa ruangan itu adalah ruangan pasien wanita korban begal yang baru saja diceritakan oleh Marini tadi. Suara-suara beberapa orang yang berb

h sebelum itu, ibunya juga pernah mencelakai Tante Senja. Istri Pak Sabda, pemilik rumah sakit ini. Karena reputasi ibunya yang selalu bersinggungan dengan perbuatan yang melawan hukum, Rio selalu mengejeknya dengan sebutan anak napi. Belum lagi julukan pelakor yang

an ia bisa mendewasa dan melupakan semua kepahitan-kepahitannya? Menurut salah satu buku yang ia baca, cara terbaik melupakan kepahitan masa lalu adalah dengan dihadapi dan berani menerima kenyataan. Untuk itu mulai hati ini, ia akan belajar menerima kenyataan dan berkom

lagi. Rio tidak akan bisa mengintimidasimu lagi. Tari

ya? Ada yang bisa saya bantu, Bu?" tanya

pasien tadi. Tapi saya," sebuah su

mpan kotak pensil dan barang-barang berharga kalian dengan

pada saat ia masih be

, atau baru saja mulai jadian, harap menjaga pasangan kalian masing-

in sekolah. Ada Rio dan teman-teman satu ganknya di sana. Mereka gemar mengejeknya tanpa jeda dalam seragam putih abu-abu mereka. Ternyata tidak mudah memang menghadapi t

Keira singkat. Telinganya terus berdenging.

enai luka-luka yang dialami oleh Ibu Erna saat pertama sekali Anda menanganinya?" Keira berusaha menenangkan debaran dadanya terlebih

ugas, Ra. Tunjukkan pr

k juga. Kemungkinan besar Bu Erna berusaha menangkis sajam dengan cara menggenggamnya. Ada beberapa l

? Soalnya kami menerima laporan dari keluarganya, kalau Bu Erna ini

di tubuh pasien yang sudah beru

luka lebam yang usianya kira-kira lima atau paling lama seminggu

terangan Anda. Saya tidak m

io ini ingin membullynya lagi. Beginilah nasib anak-anak yang orang tuanya bermasalah. Mereka y

uma bercanda

aan, tapi penghinaan. Ada pasal-pasal yang mengatur tentang masalah perudungan. Gue dan lo tau banget tentang hal itu,"

Melihat wajahmu, saya jadi terbawa

kan. Kalian semua menghancurkan saya pelan-pelan," bisik Keira sendu. Ia seperti masih bisa merasakan saat-saat penuh lukanya la

. Akan halnya Rio, ia sungguh menyesali kata-katanya tadi. Padahal ia hanya ingin menggoda Keira. Ia ingin mengatakan bahwa anak mantan napi bisa sesukses i

eira. Saya sungguh-

Buka APP dan Klaim Bonus Anda

Buka