icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon
Passionate Hubby

Passionate Hubby

Penulis: Es Pucil
icon

Bab 1 Buka Pintu, Buka Hati

Jumlah Kata:1076    |    Dirilis Pada: 09/11/2021

ngga pada umumnya, aku tanggalkan, menyusul semua kain di tubuh. Di bawah pancuran shower, aku berdiam di

kl

mandi terbuka. Terpampang seorang pria membatu di celah pint

anya itu yang dia ucapkan, lalu menutup pintu ka

dian mengusap wajah, lalu mengambil handuk yang menggan

saat melihat pria itu sibuk mem

nya saya pulang mau ambil.” Dia tidak sedikitpun menol

eja kerjanya. Mengambil map yan

um simpul padaku saat menerima

makan siang b

. Saya ada pertemuan di restor

tidak melihat. Aku terus menatap punggungnya yang dib

alah keluarga paling bahagia. Di mata keluarga, kamilah pasangan paling beruntun

adi. Dia tidak pernah tertarik dengan tubuhku. Jadi, keinginan untuk menjalin cinta dengan suami pup

ie super seksi pemberian sahabatku. Namun, responnya hanya, “wah, bajun

i ketertarikan untukku. Dan i

walk in closet untuk memakai pakaian. Namun, der

ualaikum,” sap

u sudah tau belum? Adik sepup

pembicaraan ini. Bibir baw

ebulan, loh. Kamu ka

n

kalan tambah. InsyaaAllah, kalau Allah sudah kasi

dak mungkin aku terus terang pada I

kan waktu buat bersama. Suamimu sepertinya terlalu sibu

minanya di ranjang t

begitu, tapi i

Ayya bilangin

cu langsung dari putri tunggal Ibu. Kamu juga sebagai istri, sering-seri

ma tank top-ku banyak demi goda Mas

di aku hanya bisa menyetujui uca

angan banyak stres, supaya s

a,

a, di sana. Ibu

yang Ibu. Ass

laimus

bungan telepon. Lalu memukulk

re

makin sulit berpikir. Harus aku apa

*

u menghampiri untuk mencium punggung tangannya. Jas

capku memberitahu seraya mengekor pa

aya butuh istir

k, M

tiap sudah menjadi kebiasaan. Sehingga kadang, di hari libur, a

aat Mas Aiden akan

ai kelainannya, aku berjanji menerima Mas Aiden apa adanya. Tapi, r

bisa kit

n sekarang? Saya m

sopan dan baik. Seandainya bukan karena kelainannya

u udah makan malam. B

ngangguk-ang

*

karang. Malah, aku jadi semakin kikuk saat Mas A

ah Mas Aiden hati-hati. Raut ramahnya hilang seketika. “A-aku nggak nuntut apa pun kok, Mas. Cuman ma

gan saya.” Jawabannya ketus,

ngalihkan perhatian. Tidak punya jawaban lagi untuk menenangkan ha

rti ini.” Mas Aiden lalu memegang pipiku, membuatku menengadah menatapnya lagi. “Kamu mau menikah sama pria lain saja,

memberontak lagi. “Mas ....” Aku memegang tangannya di pipiku

ak menarik tangannya, tetapi aku menahan. Tetap mengge

“Kayak ... em ... kita pemanasan dulu gitu. Siapa tau ke

bisa,

ung menun

au kamu m

tusias dengan k

kalau apa yang kamu h

ing, coba

Mau wik

Buka APP dan Klaim Bonus Anda

Buka