Jadi Wanita
a?" tanya b
belum pernah melak
a kamu akan ter
ukannya. Boleh tida
i saja. Tapi kau harus
lam. Hal ini mempermudah Artisa sebab Sota tak banyak bergerak. Alas bedak dia taburkan, diik
lesai merias wajah Sota. Segala p
matamu," k
Sebuah cermin dihadapkan ke wajah Sota. Tergambar bayangan wajah cantik. So
kata
eriak Sota kegirangan. Tak
anya saja rambutmu masih pendek. Mungkin jika kamu sudah memanj
ingin segera menjadi sepe
ekarang
angan anaknya. Dapur yang me
ari kamu cari memasak." Artisa mengambil beberapa bumbu dapur yang ada di dalam lemari. Dil
engiris bawang merah hingga tipis. Sota mengikutinya walau masih lamban. Bumbu lain juga diir
u di potong. Sota memperhatikan setiap gerak tangan san
ah panas bumbu dimasukkan dan digoreng hingga tercium bau harum. Kemudian sayuran dima
ndar rasa. Jika kurang sesuatu tin
iran. Baru dia tahu rasa
yu dan matang kompor dimatikan, lalu sayuran dipindahkan ke sebuah wadah. Ha
Ibu masak banyak, tapi seka
saja dan yang makan hanya kita b
hasil masakannya sendi
mengajak Sota. Bergegas Sota mengikuti kemana ibunya pergi. Sampai m
ihkan semua ini,
ku?" ta
menjadi kewajiban kita untuk melayani suami termas
a aku bisa mendapatkan tu
gatan dalam diri Sota. Gerak masih lamban tapi hasilnya bisa bersih. Artisa memeriksa setiap peralat
lagi. Kini mereka berdua membersihkan rumah. Kain lap diambil, Artisa mengepel
*
ghinggapi wajah Sota. Napasnya seperti mau habis. Udara keluar masuk sang
lah ini. Bu, aku minta maaf karena te
cuci. Untuk hari ini cukup sekian dulu, mulai besok kamu cuci sendiri. Be
pulsa. Saat tahu orang lalu lalang melintas Sota mengurungkan niatnya. Rasa malu telah membunuh keinginannya untu
kang rumah menjadi tempatnya menjemur kain yang masih basah. Artisa kembali
seperti ini. Kamu har
kenapa, Bu?
ng melihatmu seperti ini?" Artisa me
Wajah Sota memerah karenanya.
u." Artisa menurunkan kaki Sota satu persatu. Duduklah Sota dikursi itu. "Sota, kau harus menutupi
u Ibu paksa pakai gaun rok mini. Bu, tolong co
pan. Kau mau melihat t
Ibu melihat tubuh mulusku, sekarang gantian aku
adu dorong keduanya hingga mereka berguling-guling di lantai. Tenaga Sota telah habis, sekali lagi
senang seperti ini. Apakah kau
yang aku rindukan. Aku ingin saat
erti ini. Kau masih butuh banyak
tirahat. Sebentar saja,