Terjerat Obsesi CEO Arogan
i tahu lebih dulu apa yang sebenarnya terjadi," ucap Elena deng
yang penuh makna. "Sekarang jelaskan," katanya, suaranya rendah namun penuh
mencari tahu tentang persel
hu jika Gio selingku
Karl seperti cambuk yang menyentak pikirannya
ya dengan kasar. Ia menghela napas panjang, menco
n kecil yang menyenangkan. Tapi..." Elena berhenti sejenak, suaranya terhenti oleh ingatan yang me
kini lebih pelan, hampir seperti bisikan. "Wanita itu sedang memeluk Gio. Aku pi
masih ingin bertahan padahal pria itu telah mengkhianatimu? Di mana otakmu, Elena? Kau terlalu me
p Elena dengan suara bergetar, "padahal dia sangat
amun jelas sekali ia tidak ingin menatap langsung kesedihan Elena. "Buktinya, dia malah bercinta d
ngakui kebenaran itu. "Ya," jawabnya lirih. "Aku
na melanjutkan dengan suara yang semakin pelan. "Mereka berdua sangat pandai
i bicara. "Kami sangat bahagia. Pernikahanku dengannya berjalan dengan
erbicara, nadanya tetap datar, seolah mencoba menjaga jarak dari emosi yang membara di
ingin tahu. Bagaimana mungkin seorang pria seperti dia-tampan, mapa
" tanyanya, mencoba menembus dinding di
mitmen untuk menikah," jawabnya singkat. "Wanita yang mendekat
i matanya. Ia menatap Karl dengan pandangan penuh makna, mengenan
menoleh sedikit ke arah Elena
caya pada Gio selama ini," gumamnya, kembali membahas dirinya lagi. "Tapi aku ingin
perti menimbang sesuatu dalam pikirannya. "Aku aka
a. "Lagi pula, kita bukan dua orang asing yang baru saja menciptak
ingkat, namun entah mengapa, tawaran itu membuatnya ragu. Ia hanya mampu menatap wajah pri
ya memecah keheningan. Ia menatap kertas-kertas di tangan Elena deng
Karl yang penuh keyakinan. "Tapi, syarat yang
eperti itu, Elena," jawabnya singkat. Nada bicaranya tak menunjukkan tanda-tanda keraguan
ut Karl. "Aku menunggu jawabanmu sekarang