Terjerat Obsesi CEO Arogan
nadanya meninggi, penuh d
a, tatapannya datar dan tanpa kompromi. "Suamimu yang gila, Elena. Bukan aku," ja
memuncak. "Ya, anggap saja begitu. Suamiku memang gila," katanya
yang gila, Karl!" ucap Elena dengan raut waj
h Elena yang tampak tegang. "Kau sangat lihai di atas ranjang,
ernah menemukan wanita seliar dirimu. Dan aku
up membuat emosi. Dia benar-benar terjebak dan meng
n bangkrut itu, maka turuti apa yang aku minta tadi," ucapnya dengan nad
hampir tumpah. "Aku tidak tahu apa yang sedang kau rencan
as meja. "Tidak ada yang perlu kau takutkan, Elena. Aku hanya ingin memastikan bahwa kau m
lam urusan ranjang," bisik Karl-l
erpaku di tempatnya, pikirannya berkecamuk d
arl? Ini sangat tidak masuk akal, kau tahu?" Elena berkata dengan nada kesal, men
mengaruhinya sama sekali. "Banyak," jawabnya, nadanya begitu percaya diri h
tap Karl. "Tapi tidak dengan menjadi teman tidurmu. Itu sama sekali tidak menguntungkank
ah tersenyum tipis, senyum yang tampak seperti seorang p
annya tidak pernah lepas dari wajah Elena. "Apa kau masih ingin memper
embaca maksud tersembunyi di balik ucapan itu, tetapi han
rusan rumah tanggaku?" tanyanya, meski ia tahu pertanyaan
rakan yang lambat namun pasti, seperti seekor predator yang mendekati mangsanya. Sorot
. Ia bisa merasakan udara di sekitarnya berubah menjadi l
ran penting di perusahaan suamimu," bisiknya dengan suara rendah, hampir seperti rahasia yang hanya
ang baru saja dikatakan Karl. "Apa yang kau maksud
s yang bisa menghancurkannya, Elena," ucapnya perlahan, setiap k
i oleh kemungkinan-kemungkinan yang mengerikan. Namun, meski di tengah kebingunga
ku?" tanyanya akhirnya, meski ia tidak y
nuh dengan misteri. "Pertanyaan yang bagus, Elena. Kita akan membalas