MENJEMPUT ISTRIKU (Atthy)
06: Kep
enjadi dua kali lipat lebih berat bagi mereka yang ditinggalkan. Tanpa dua tenaga utama keluarga, segala sesuatu harus diselesaikan dengan lebih cepat dan efisien. Jika segala sesuatunya berjalan lancar, Ash dan Ay diperkirakan
uhan di pusat kota Nauruan. Bahaya dari para bandit yang bersembunyi di perbatasan hutan menjadi ancaman nyata, memaksa warga untuk selalu waspada. Penduduk gurun ini sudah terbiasa mengatur waktu mereka agar bisa berangka
-
Kota N
nceng yang sesekali terdengar di alun-alun, dan hiruk-pikuk orang-orang yang sibuk dengan urusan masing-masing. Aroma rempah dan debu bercampur di udara, menciptakan atmos
i tentang Grand Duke Griffith, sosok yang bisa saja menjadi menantu keluarga mereka.
ng dengan nada rendah, seolah takut ada yang mendengar. "Dia itu pria besi. Hati
pen dengan darah. Tidak ada yang bisa menantangnya, bahkan keluarga kerajaan s
rdiri di dekat Ash, mendengarkan semuanya dengan ekspresi yang semakin
Ay tak bisa lagi menahan gejolak di hatinya. Ia meletakkan gelas minu
calon kakak iparku? Orang
ak bisa dihindari. "Itu hanya rumor, Ay. Kit
tangannya ke meja, membuat beberapa pelanggan di sekitar mereka menoleh. "Kakakku bukan bar
sejenak. "Aku tahu betul apa yang kau rasakan! Kau pikir aku ini bodoh?! Sebelum dia kaka
g sama. Ay masih muda, emosinya meledak-ledak. Sementara Ash, yang telah mengarungi leb
an jika dia seorang raja sekalipun. Aku tidak rela kakakku dijadikan tumbal ambisi bangsawan busuk." Suarany
erbicara seperti itu. Tapi di sisi lain, ia juga tahu, dunia tidak sesederhana itu. Setiap keputusan
dunia yang penuh intrik. Aku bukan hanya ayahmu, tapi juga kepala keluarga ini. Setiap keputusan harus kupikirkan matang-matan
n pemahaman yang lebih dalam. Dengan raut menyesal, ia berkata, "Maaf, Ayah.
u bangga padamu, Ay. Kau masih muda, tapi keberanianmu untuk melindungi keluargamu
memerah karena malu.
ith tidak bisa diabaikan begitu saja. Apa pun yang terjadi, ia ha
-
a hari
-
unyi, hanya suara kayu yang berderak di perapian kecil di sudut ruangan. Ia baru saja selesai memaparkan hitunga
ayu. "Seharusnya, berdasarkan perjalanan surat dan logistik, utusan mereka tak mungk
a yang mulai memutih. "Kau benar. T
an kesabaran. "Ayah, ini terasa seperti jebaka
entu saja semuanya dirancang. Ini lamaran pernikahan, anak bod
Aku serius! Jangan main-main dengan ini! Ini m
"Dan kau pikir aku tidak serius? Jangan terlalu banyak mengoceh, Ashton G
tampaknya menikmatinya, Ayah. Tapi aku tidak punya waktu
mereka di tengah jalan. Kau mau melawan Grand Duke Griffith? Kita ini cuma keluarga kecil yang bahkan tid
u tidak merasa ada sesuatu yang tidak beres? Untuk apa mereka memaksakan lamaran in
hu. "Mungkin merek
h, dia punya empat anak laki-laki dan dua cucu. Kalau dia ingin keturunan, ada banyak wanita bang
Ia hanya menyeringai kecil. "Kau benar
pitkan matanya, mencoba
ada yang bermasalah dalam masa lalumu? Tidak ada musuh yang mungkin mencoba
nghadang di perbatasan, para preman pasar yang tidak tahu diri yang selalu mencoba menggoda putriku,
Ash. "Ashton Galina! Sudah cukup dengan omong kosong
musuh yang cukup gila untuk mengatur semua ini. Lagipula, pernikahan ini lebih menguntungkan daripada menghancurkan kita. K
pi itu tetap tidak menjelaskan kenapa semua ini terjadi. Dan sekarang, masalah terbesarnya
menerima mereka dengan hormat. Meski aku tahu
-
-
. Mereka menyadari bahwa kedua anak itu, cepat atau lambat, akan menyadari adanya masalah dan pasti tidak
g di atas atap rumah. Tubuhnya merebah santai, pan
i sini?" gumam Ay tanpa menole
Ia mengikuti arah pandangan adiknya, menatap luasnya langit yan
ng kau pikirkan?"
atar, tapi jelas ada sesuatu yang mengganggu pikira
tu. "Ay, aku sudah mengasuhmu sejak kau masih kecil. Jangan coba-coba meny
irnya menyetujui lamaran itu adalah karena bujukan Gafy... Apa kau yakin ak
anya memandang Ay dengan serius. "Ayah akan sangat mar
, wajahnya menyiratkan keraguan yang mendalam. "Aku hanya tidak meng
ngin malam yang sejuk terasa begitu dingi
amun dengan lembut dia membelai kepala A
ra, sudah mengajarkan kita dengan baik. Kata-kata kasar tidak seharusnya keluar dari mulut kita, terutama di hadapan bangsawan, apalagi yang berkedudukan
engan senyum kecil, "Aku kesal. Kita sudah jelas menolaknya,
gan tatapan menggoda
nya dengan nada tinggi, lalu melanjutkan, "Athaleyah Galina adalah ka
ngar ketegasan Ay. "Hehehe... Aku tahu, kali
utan dalam nada suaranya. "Kenapa sikap Kakak sama seperti Kakek? Yang selalu santai dalam setiap situasi?" Ay menatap Atthy dengan ekspresi memelas, lalu melanjutkan, "Aku sangat cemas, Kak. Ki
ngan kedudukannya, walau dia seorang Grand Duke sekalipun...'?" Atthy menyelipkan sedikit sindiran, menggoda Ay yang masih terlihat
i saat itu..." jawabnya sambil menggosok hidungnya, merasa canggung dengan kata-kata kakaknya. "Dan perhatik
n ini. "Lalu, bagaimana sekarang?" tanyanya dengan eks
. Aku tahu kalau menentang bangsawan tinggi seperti itu ada risikonya, Kak. Itu soal berani dan nekat. Kita tidak bisa sembrono. Aku tahu Kakek masih gagah, tapi tidak bisa menutup kenyataan bahwa dia
kita sanggup menghadapi Grand Duke yang
akut, tatapan matanya tetap tajam, penuh tekad dan keberanian. Atthy menyadari, meskipun ada k
man lembut menyapanya. "Aku tahu, Ay
dewasa, Ay. Aku tahu kau sangat menyayangiku, tapi ingat, emosi tidak akan menyelesaikan masalah. Jika nanti situasi
ara. "Kakak... Aku..." Ay menatap kakaknya dengan mata penuh kemarahan, "Jangan bicara seperti itu! Ja
Matanya tampak penuh penyesalan. "Aku tahu kau cemas," ujarnya dengan pelan, "tapi kita harus berpikir lebih jauh. Anggap saja ini keberunt
rah karena marah. "Bukan 'mungkin', itu sanga
berbeda. "Iya, iya, baiklah... sangat buruk, puas?" kata Atth
a. "Jangan coba-coba membujukku dengan cara seperti itu," ujarnya tegas
enak, menatap langit malam yang gelap. "Ay, mungkin pada generasi ayah kita, dia gagal memperbaiki kedudukan keluarga ini. Tapi aku berharap, dengan aku menyetujui p
kipun hatinya berat, Ay menyadari bahwa dia tidak memiliki kekuatan u
luar biasa, kau sangat pintar dan berbakat. Tapi, sayangnya, keadaan kita
akek bekerja keras untuk kami. Aku memang sedih karena tidak bisa mengenyam pendidikan
, Kak, lupakan pemikiranmu untuk menikahi p
. "Pendidikan untuk Dimi, kehidupan yang lebi
nmu meski itu untuk mereka! Kakak, sungguh aku sangat tidak menyukainya!" Ay berbicara dengan suara lantang, ti
engan mata penuh p
barlah. Jangan terburu-buru. Kita akan berusaha bersama. Masih ada tiga
raguan. "Ya, masih tiga tahun. Kita akan berusah
eka akan lebih cerah. "Setidaknya gelar kakek kita tidak hanya ak
ecil kembali muncul di bibirnya, mes
-