Istri Kedua Tuan Gio
ta sejak melangkah masuk, tapi di hadapan pria itu, segala kekuatannya terasa sia-sia. Rafael, lelaki yang baru saja ia kenal
memecah kesunyian, "apa ya
a orang yang tak dikenal rasanya seperti mencari secercah harapan di tengah gelapnya malam. Namun, kini tak
genali. Setiap kata yang keluar dari bibirnya terasa begitu berat, seperti beban dunia berada di atas pundaknya. "Anak saya... d
ak sangat terpuruk sekarang. Matanya yang basah, bibir yang menggigil, dan aura kesedihan yang begitu nyata di sekitarnya. Tetapi, dia
anaan, seolah menimbang segala sesuatunya. "Aku bisa membantu. Tapi
ikir, tidak ada yang bisa memberinya harapan tanp
suaranya terdengar lebih berat sek
p, matanya ter
ng menyiratkan keinginan yang tak teru
mencoba mencerna kata-kata itu. Istri kedua? Apakah ini suatu bentuk lelucon
ngucapkan kata-kata itu. "Tuan, saya-sa
kesan dingin, mengesampingkan segala bentuk pengertian.
rehkan luka yang sudah lama terpendam. Memang benar, ia sudah bercerai, tetapi ia tidak per
berusaha mempertahankan kewarasannya. "Ini... ini tentang harga d
dariku, Liana. Dan dalam dunia ini, segalanya ada harganya. Jika kamu
a yang sudah siap jatuh. Ia merasa terpojo
katanya pelan, lebih pada dirin
nya dengan tatapan yang penuh pengerti
k pernah membayangkan hidupnya akan sampai pada titik ini-terpojok dalam permainan kekuasaa
" tanyanya, meskipun ia
nya. "Kamu bisa menolak. Tetapi, jangan salahkan aku jika i
edua pria yang tak pernah ia pilih, demi menyelamatkan orang-orang yang ia cintai? A
tanya-tanya apakah kebahagiaan masih bisa ditemukan di