Istri Kedua Tuan Gio
u mengguncang. Setiap kata yang diucapkannya, setiap perasaan yang bergejolak dalam dirinya, seakan berperang dalam hati
-anaknya ada di sekolah. Ibunya masih terbaring lemah di kamar, tubuhnya yang kurus seakan tak mampu menahan sakit yang datan
yang sudah pulang dari sekolah. Meskipun wajah gadis kecil itu ceria, matanya yang penuh keingintahuan menatap Liana de
a Clara dengan suara lemb
rasa sangat dipaksakan. "Mama baik-baik
h memilih duduk di samping Liana, menatap ibunya dengan penuh kasih sayang, tan
wajah Clara sejenak, wajah polos anaknya yang tak tahu apa-apa tentang dunia yang kejam ini. Seha
n. Rafael. Pria itu, dengan segala pesonanya, dengan segala kekuatannya, menawarkan jalan keluar yang begitu menggiurkan-tapi d
ukan? Ia tahu bahwa tanpa bantuan Rafael, segala harapan untuk mendapatkan pengobatan bagi
gala yang ia percayai tentang dirinya sendiri. Ia tidak pernah membayangkan hidupn
belum semuanya hancur. Sebelum pernikahannya berakhir dengan luka, sebelum semua impian dan harapan tentang masa depan
Liana mendengar suara langka
ereka. Ia merasa seperti terjebak dalam jebakan yang tidak bisa dihind
nya tak terbaca, seolah siap untuk me
dalam yang menusuk. "Apakah ka
l napasnya, mencoba menghindari tatapan tajam Rafael
tu terdengar lebih menuntut. "Keputusan ini harus diambil sek
ginkan oleh pria ini. Apa yang ada dalam pikirannya? Apa yang membuatnya beg
na dengan suara yang lebih kuat, meskipun ia tahu itu tida
tidak punya pilihan," katanya dingin, tanpa emosi. "Kamu butuh uang, dan aku bisa memberika
ya. "Tapi aku bukan barang yang bisa ditukar begitu saja, Tuan," katanya, mesk
tentang apa yang kita inginkan, melainkan tentang apa yang kita bisa dapatkan.
el benar. Hidup ini memang penuh dengan pengorbanan, tetapi a
rbalik dan meninggalkan ruangan, meninggalkan Liana
anyak yang dipertaruhkan. Begitu banyak yang harus ia hadapi.