Luka & Keegoisan
a terasa seperti senjata, menembus hatinya yang sudah rapuh, membuatnya terguncang di setiap sudutnya. Seperti bada
rak, penuh dengan perasaan yang sulit ia ungkapkan. "Kenap
a sesuatu yang lebih gelap dalam tatapannya, sesuatu yang sulit diabaikan. Ia tidak bisa lagi melihat Elian hanya seba
a terhentak. "Aku tidak pernah melepaskanmu, Lina. Aku hanya... menunggu. Aku men
ku tidak akan kembali. Aku tidak bisa kembali k
ir tidak ada. "Kau tahu itu tidak benar," katanya, suaranya penuh dengan penekanan yang me
bersama Elian. Tetapi, saat matanya bertemu dengan mata Elian, ia merasa seperti terjebak dalam jaring ta
suaranya hampir tak terdengar, namun penuh dengan keraguan yang
penuh dengan janji yang membingungkan. "Kita akan memperbaiki semuanya. Kita aka
i antara perasaan yang ia coba lupakan dan kenyataan yang tak bisa ia hindari. Apa yang seharusnya ia lakukan? Menghancurkan semu
Ada kehangatan di dalam sentuhannya, seolah menariknya ke dalam dunia yang tidak bisa ia kendalikan. L
nuh dengan rasa serius. "Ini tentang kita berd
inya. Ia sudah cukup-cukup dengan permainan ini. "Aku tidak bisa lagi, Elian." Suaranya tegas,
ja. "Kau akan mengerti, Lina. Aku han
n lagi. "Kau tidak mengerti, Elian," ia berbisik, lebih pada dirinya sendiri daripada pad
um itu bukanlah tanda kemenangan, melainkan awal dari sesuat
a bergerak lebih lambat. Elian tidak berhenti mengawasinya, dan Lina tahu bahwa meskipun ia mencoba untuk me