icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon
Pondok Mertua Indah

Pondok Mertua Indah

icon

Bab 1 Malam Menyeramkan

Jumlah Kata:1038    |    Dirilis Pada: 06/10/2021

rdengar suara sese

rsebut. Kepalanya menengok ke kanan dan kiri, mencari si

n berjalan. Senter yang kadang hidup dan mati, ditepuk-tepuk agar menyala. Sarungnya yang sedikit melorot ke pinggang

a seseorang terdengar liri

u-takut yang melakukannya bukanlah makhluk kasatmata. Melainkan sosok setan yang sering diceritakan orang-orang di pos ronda

Parmin berusaha untuk tidak berlari walaupun

min, lihat k

r ke bawah. Namun, jalan setapak becek yang dipijak tak menam

bah darah dengan pisau masih menancap di perutnya. Darah itu bahkan terlihat tidak lagi merah pekat, tetapi kehitaman. Keterkejuta

dih sekaligus. Mendapati seorang yang begitu berpengaruh dengan kead

genggaman langsung jatuh menggelinding. Parmin kebingungan dan panik. Semua isi pikirannya terasa buyar

dengar dari Juragan Dirja.

antuan ke warga lain. Saya mohon Ju

annya ditepis halus oleh Juragan. Parmin k

udah gak kuat lagi!" Juragan Dirja berkata dengan napas terengah-engah. T

a takut, lebih baik kita ke dokter.

un, tangannya malah dipegang Juragan Dirja dan di ara

in menjauhkan tangannya, tetapi semua terlambat. Juraga

ma saya. Sekarang Bantu saya mencabut pisau ini!

menarik pisau dengan sekali hentak. Eranga

ke telapak tangan dan sarungnya. Tanpa Sadar Parmin mundur d

er, Bodoh!" Juragan Dir

kan karena keadaan Juragan saja, melainkan ... sosok wanita berkebaya putih yang berdiri di tengah jalan d

Juragan Dirja juga melihat sosok yang sama, kemudian berkata dengan eks

. Parmin benar-benar dibuat tak berdaya, seperti kehilangan akal. Bukannya berlari, dia malah mengambil senter dan mencob

nar senter langsung meredup. Parmin menepuk-nepuknya dengan ce

teriak Par

r, wajah penuh lubang, darah dan belatung muncul di depan Parmin

ndangan terasa berputar. Parmin berkedip beberapa kali, berusaha mengenyahkan penampakan yang masih setia berdiri

rian ini. Parmin masih menahan nyeri di perutnya, kuku-kuku tajam kaki

tak berguna!" bentak wanita di a

n saya." Parmin memoh

itu terus tertawa dengan nada y

eperti tersayat-sayat. Kemudian wanita itu berpindah ke atas dada Parmin da

an, tekanan pada dadanya tiba-tiba berkurang. Dia merasa aman sebentar, tetapi itu tak bertahan lama.Saat d

ng. Melihat itu, Parmin dikuasai rasa takut yang luar biasa, dia merasa akan diperlakukan seperti itu juga bila masih diam

inga. Parmin menangis, dia takut, panik, syok dan merasa terancam. Selangkah demi selangk

amun, tak ada satu orang p

a pusing yang menyerang kepalanya dan membuat semuanya tera

Buka APP dan Klaim Bonus Anda

Buka