Mengemis Cinta Suami
is Cint
dak pernah memin
membasahi kulit wajahnya yang bersih. Dengan tubuh yang masih tertutup selimut, Rani
ngan penuh cinta, kini terasa begitu jauh. Jarak antara mereka bukan lagi hanya fisik, tapi juga hati. Setiap kali ia mencoba mendekat, Andra selalu menghindar. Mungkin, kata-kata yang ia dengar t
rti aliran air yang tak bisa dibendung. Dua tahun terakhir adalah ujian terberat dalam hidupnya. Ia tidak tahu harus mulai dari m
*
nuansa keemasan yang hangat. Dengan langkah perlahan, ia berjalan menuju kamar mandi. Wajahnya yang pucat dan lelah tampak be
apakah Andra masih melihatnya? Apakah ia masih tahu betapa ia merindukan perhatian darinya? Wanita itu tahu, Andra bukan orang yang mudah untuk dia
pergi sebelum Rania sempat menyapanya. Rania tahu di
a lagi tawa yang mengisi ruang rumah mereka. Semua terasa hampa. Namun, pagi itu, sebuah hal kecil terjadi. Saat Rania selesai menyiapkan sarapan dan duduk di meja makan, ia merasa ada yang berbeda.
pelan, berusaha tersenyum
natap Rania sejenak, lalu mengalihkan pandangannya ke meja makan. Ran
a singkat, sambil duduk di
lembut, tidak ada pelukan hangat seperti dulu. Tidak ada lagi kata-kata manis yang men
Bang!" ucap Rania, beru
u mengalihkan pandangannya ke ponsel yang
arus mengejar deadline," j
ng rapat atau pekerjaan. Ada sesuatu yang lebih besar yang sedang t
kata Rania akhirnya. Suaran
sejenak, lalu k
saja," jawabnya, suara Andra terdengar sepe
a menghindar dari percakapan yang menurut Rania sangat penting. Ia merasa seperti sebu
Rania, sedikit lebih tegas, "kita harus menghadapinya. Aku
anya menatap Rania dengan e
maksud," jawabnya datar, tapi
elukku lagi. Kamu sudah lama tidak memberi perhatian. Aku tidak tahu apa y
uaminya, berharap ada sesuatu-sebuah penyesalan, sebuah
suaranya lebih rendah. "Aku sibuk dengan pekerjaan, dan k
suaminya penuh
ya berpikir itu semua ha
rharap, tetap berjuang, meskipun itu ber