Mengemis Cinta Suami
terlelap dalam mimpinya dengan posisi membelakangi sang istri. Rumah mere
pak begitu muda dan penuh harapan, tepatnya tiga tahun yang lalu dengan senyum yang lebar dan penuh cinta. Namun, kini
eperti hari ini, saat ia menyiapkan sarapan untuk mereka berdua. Sekali lagi, Andra akan datang hanya untuk makan, lalu kembali sibuk dengan
ir kopi. Tidak ada yang spesial, tidak ada yang berubah. Sama seperti hari-hari sebelumnya. Ia sudah terbiasa dengan rutinitas ini.
lu menyapanya dengan senyum hangat. Namun, yang muncul adalah wajah datar suaminya dengan ekspresi yang sama sekali tidak mengundang kehangatan.
a pelan, mencoba menyapa
sekilas, lalu menund
a singkat, tanp
a percakapan manis seperti dulu, tidak ada tanya kabar atau ob
Tumben-tumbenan" tanya Rania
eleng dengan pela
ya singkat, "aku ha
a seperti terjebak dalam rutinitas yang sama setiap hari, tanpa ada perubahan yang berarti. Andra s
gemetar, "aku merasa ... kamu semakin menja
, matanya menatapnya d
suaranya lebih keras dari yang diinginkan.
, merasakan keheningan yang semakin dalam. Ia tahu, tidak ada yang bisa ia lakukan. Andra tidak akan per
ik, tetapi karena perasaan yang semakin kosong. Setiap hari ia menghadapinya, berusaha untuk bertahan, tetapi setiap hari juga ia
a bergumam pelan dengan suara ya
ing, membiarkan air mata yang sejak tadi tertahan akhirnya jatuh. Ia tidak tahu berapa lama lagi bisa
atnya ia berhenti memberi-dan mulai meminta. Mungkin ini
-
sa tubuhnya lelah sekali, padahal seharian ia hanya tidur dan meringkuk di dalam
suara sepeda motor Andr
eriak Andra dari luar deng
alanya memaksakan diri untuk bangkit menuju ke
ar," ucapnya merin
banget bukain pintu?" ta
ggak enak badan, jadi a
ka menghentikan langkahnya. Ia berbal
menyiapkan makanan
maaf," jawab Rani
ak
ya dengan keras sehingga menimbulkan suara gebrakan. Sedangka
ekali, Bang? Apa yang terjadi
reda, tetapi juga karena beban emosional yang terus-menerus menghimpit. Suara gebrakan pintu kamar masih terngia
mulai memasak dengan sisa tenaga yang ia miliki. Meskipun tubuhnya lemah, hatinya tetap ingin memberikan
menuhi rumah. Rania menata makanan itu di meja makan
lam sudah siap,
a mengetuk lagi, kali i
siapkan makan malam.
terbuka dan Andra berdiri di sana dengan wajah lelah dan tata
yang bisa mencairkan suasana. Namun, seperti biasa, Andra hanya makan
maaf kalau akhi
*