My Sexy Lady
an yang ada di tangannya dan itu undangan pernikahan. Ada perasaan sangat kesal tak menyangka ju
yukainya. Semua yang wanita inginkan ada pada dirinya, wajah cantik, sexy, mandiri, pintar, punya apartement, mobil sendiri dan posisinya di perusahaa
lla?" tanya Devi, sahabatnya
aku masih
ma melajang, nanti jadi pe
u, aku manager
pi kamu kan temen aku""Dev
2 minggu aku ga kencan ntar bisa putus lagi
alasan
masih aja ga punya pacar, jangan banyak milih-mi
mengejeknya. Namun, ia juga merasa bimbang apakah harus datang atau tidak ke pernikahan juniornya tersebut. Seandainya, ia tidak datang tak enak, kalau data
usilo," g
di kekasihnya sewaktu kuliah dulu. Tapi hubungan mereka putus hanya karena hal sepele. Hal sepele yang
sensitif atau malah mungkin trauma dengan laki laki. Selalu mencari kesibukan dan jadi aktif di kampusnya, sudah bisa mencari
t pada hatinya. Dan sekarang malah Joshua akan menikah dengan salah sat
*
mah orang tuanya. Nasib wanita lajang yang tak memiliki kekasih tentu
pulang," teriak Erika berteriak begitu sampai di rumah. "Ealah, pengacau pulang juga... ngapain sih p
uliahmu ? Dah semester 2 kan? Pasti kamu belum ada duitnya kaaaan," ejek Erika
ada perang. Mama pusing nih dengerin kalian berdua yang g
a Ma?" ta
ing kayak ga t
ing emosi?" Erika sen
sudah tua kelakuan
asih bocah ingusan tapi udah punya pacar." E
lakinya, "dasar adek ga tau diri! Ga akan kakak kasih kamu duit jajan. Baru punya pac
ni tidak memberikan uang jajan pada adiknya yang paling ganteng di dunia ini. Wahai... kak
erikan kau uang jajan extra dan tak akan ku pinjamkan m
emin mobilnya Ma. Pelit banget sam
a anak tersebut sudah mulai kesal mendengarkan pe
adikmu, kasihan dia kalau ke
bil ke Erik. Tentu saja Erik dengan cepat tak menyia-nyiakan kesempatan t
erkata, "makasih kakakku yang suda
hanya sesaat lalu ia pun tersenyum. "Dasar adik kurang ajar,
*
inding kamarnya sudah jam 01.00 pagi ada rasa kering mendera keron
i sih aku haus. Mana air di gel
as ia melihat punggung pria dari belakang dan berpikir kalau itu Erik yang baru saja pula
ejam. "Tumben udah pulang jam segini Rik." Ia meletakkan kep
itambah ada sentuhan kenyal yang menyentuh punggungnya membuat salah satu
ya." Erika menerima gelas yang diberikan l
h begini sih." Tangan Erika meraba-raba perut adiknya. "Sejak
ika meraba bagian tubuhnya. Ia laki-laki normal yang tentu saja akan
sekarang, Rik." Er
erhadapan dengan Erika yang terus menerus memujinya. Erika de
mengerjapkan matanya melihat dengan seksama wajah pria yang ada di depannya. Membuka matanya lebar-lebar, ia sa
embali lalu berteriak