icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon
Pacarku Anak Jendral

Pacarku Anak Jendral

Penulis: Dian kasa
icon

Bab 1 Pertemuan pertama

Jumlah Kata:1880    |    Dirilis Pada: 13/01/2025

"Jangan lari, jangan lari" teriak Nada. Dia mengeluarkan seluruh

ndut itu, sehingga Nada yang seorang wanita masih bisa mengejarnya. Hingga

tu laki-laki itu berhenti

ngos-ngosan, tangannya terulur ke arah laki-lak

menunjukkan taringnya di kandang singa, sungguh sangat bodoh "sudah

bukan bapak yang men

gmu, aku tidak mau dikeroyok oleh warga disana, enak saja muka ga

ya sekitar sepuluh orang atau lebih. Penampilannya sama seperti laki-laki pencopet itu. Nada melihat ke sekeliling dia baru menyadari dia berada di sebuah gang buntu, bulu kuduknya langsung berdiri, firasat buruk datang, jangan-ja

Nada, meskipun takut dia masi

serak menyahuti dari be

g berkata "bos, cewek ini menuduh aku mencopet uang dia, pad

lau bukan bapak siapa lagi, bukannya tadi bapak me

g disana banyak orang, kamu meneriaki

pat kembali

mbuka mulutnya lagi "Suwito ka

bilang bukan aku yang mencopetnya, suer

edah

ya sigap menggeledah Suwito

a hilang setelah dia ditabrak laki-laki bernama Suwito itu, tapi dit

juga. Dia mengejar laki-laki yang di kira copet sampai sini, biasanya seorang wanita kalau dicopet langsung menang

karena takut, atau kepanasan membuat

h dahulu "Hei cewek, bukan dia yang menc

apa setelah minta maaf uangku akan kembal

ito pelakunya, kami

nya yang sedang berbicara namanya pencuri mana m

lepon mu, besok

anannya meraba kantong celananya dan mengambil bulpoint, memegang sangat erat. Pikirannya saat ini adalah bagaiman

ok orang tersebut dengan bulpoint d

menyangka bulpoint itu digunakan untuk senjata, namun bos geng itu hanya terseny

ngin, dia tidak mau tinggal di tempat yang menyeramkan itu leb

kuti ce

*

pintu gerbang universitas, matanya menatap setiap orang yang masuk kedalam kampus, kali ini tidak boleh

cewek itu belum muncul? Apa har

da bos nya mengapa bosnya bersikeras menunggu cewek kemarin itu sampai tengah hari dibawah t

as lebih. Mungkin cewek kemarin memang hari ini tidak datang kulia

pkan Halo, seseorang di sebera

u butuh b

an temannya ini setiap telpon 90% pasti untuk minta bantuannya bukan

u jadwal kuliah kelas ekonomi da

itu, apa kamu mau ku

nya aku kuliah

a ini dari dulu tidak mau disuruh kuliah, kerjaannya hanya di depan komputer, kata

anak jalanan dan anak punk yang telah tobat. Namanya Samudra, dia biasanya dipanggil Bos Sam (buk

rsebut, karena latar belakang Samudra keluarga tentara dari kecil dia sudah berlatih bela diri, tak heran Samudra dengan mudah menghaja

tu gengnya dilarang mendekati narkoba, alkohol, apalagi mencopet. Semua preman di buat tobat olehnya (kalau tidak patuh

sambil berucap "sudah ku bilang aku ingin kerja, cari uang

tein itu bukan dokter bedah

ebelum mendengar jawaban Sam langsung mematikan hp nya

ke markas, nanti malam sa

*

demam, entah karena kecapekan lari mengejar copet atau karena stres uang kuliah semester depan hilang, intinya dia demam dari kemarin hingga sore keesokan harinya.

harganya murah. Nada mengambil nasi putih, sayur sop wortel dan juga dua begedel kentang. Ua

waspada, dia mengeratkan sweaternya dan berjalan cepat, sangking cepatnya dia tidak memperhatikan lubang di jalan yang rusak. Kakinya menginjak lubang itu dan tubuhnya

mu.

sebenarnya sangat ingin tidak mengenalnya. Rambutnya gondrong, berkumis dan berjen

tubuh Nada yang tadi digendongnya kemudian me

buhnya semakin dekat, Nada memberontak dari pelukan Sam, entah bagaimana mulanya tiba-tiba bibir Nada dan Sam bersent

an memegang bibir mereka masing-masing. Otak Nada mulai bekerja duluan, tidak menunggu lama Na

ras, jantungnya berdebar dengan kencangnya, pik

tuhan meskipun tidak lama tapi memang berse

h menyangka ciuman pertamanya akan diberikan kepada orang asing yang

inya saja yang mendapatkan ciuman pertamanya. Nada

*

os Laut Hitam. Dia tidak menyangka bisa berciuman dengan seorang gadis. Di tengah jalan pula. Entah bagaimana kejadiannya Sam juga tidak begitu jelas, yang dia ingat adalah rasa bibir itu menempel, meskipun hanya

dalam kresek hitam "Tunggu. Bukankah ini nasi bungkus gadis itu,

marnya. Sejak kejadian ciuman yang tak terduga tadi

t Bos nya pulang dengan lin

"To, katamu tadi Bos pergi ke kos cewek kemarin it

dari Bos kali, atau jangan-jangan uangnya kurang. Eh S

pa uang wanita itu yang sudah hilang". Sampai sekarang Suwit

Buka APP dan Klaim Bonus Anda

Buka
1 Bab 1 Pertemuan pertama2 Bab 2 Makanan Kesukaan3 Bab 3 Bando4 Bab 4 Menemukan Jejak5 Bab 5 Siapa dia6 Bab 6 It's Sam7 Bab 7 Menghindar8 Bab 8 Panggil Sayang9 Bab 9 Jadi model10 Bab 10 Nasi goreng11 Bab 11 Kejadiannya12 Bab 12 Pemotretan13 Bab 13 Cafe Britz14 Bab 14 Berenang15 Bab 15 Kaos BNS16 Bab 16 Alun-alun17 Bab 17 Apakah Toni18 Bab 18 Siuman19 Bab 19 Sandiwara20 Bab 20 High heels21 Bab 21 Ciuman22 Bab 22 Juara Kakang Mbakyu23 Bab 23 Karaoke24 Bab 24 Kejutan25 Bab 25 Menunggu26 Bab 26 Tertusuk27 Bab 27 Menjenguk28 Bab 28 Ungkapan29 Bab 29 Alay30 Bab 30 Tasya31 Bab 31 Pulang32 Bab 32 Mama33 Bab 33 Foto34 Bab 34 Perangkap35 Bab 35 Tidur36 Bab 36 Bicara empat mata 137 Bab 37 Bicara empat mata 238 Bab 38 Bengkel39 Bab 39 Go to Bali40 Bab 40 Liburan41 Bab 41 Baju merah42 Bab 42 Villa43 Bab 43 Rasa yang aneh44 Bab 44 Interogasi45 Bab 45 Mitha dan Andreas46 Bab 46 Bioskop47 Bab 47 Bingkisan Misterius48 Bab 48 Rumah target49 Bab 49 Gudang Tebu50 Bab 50 Pelaku Pembakaran51 Bab 51 Pertarungan52 Bab 52 9 nyawa53 Bab 53 Dikejar penduduk54 Bab 54 Cerita Xavier55 Bab 55 9 nyawa56 Bab 56 Dikejar penduduk57 Bab 57 Minta maaf58 Bab 58 Mata-mata59 Bab 59 Kedatangan kakak60 Bab 60 Kepulangan Papa Xavier61 Bab 61 Ortu Erga62 Bab 62 Kenal Kakak63 Bab 63 Kabar buruk64 Bab 64 Blitar65 Bab 65 Cerita PHK66 Bab 66 Curhat ke Ibu67 Bab 67 Rumor68 Bab 68 Rumor 269 Bab 69 Papa70 Bab 70 Menangkap Dimas71 Bab 71 Mencari bukti72 Bab 72 Chat mama73 Bab 73 Persidangan 174 Bab 74 Prank75 Bab 75 Hukuman76 Bab 76 Putusan sidang77 Bab 77 Sang Jendral78 Bab 78 Sang jendral 279 Bab 79 Sang jendral 380 Bab 80 Papa Sam81 Bab 81 Makan malam82 Bab 82 Suap83 Bab 83 Persidangan Nada84 Bab 84 Persidangan Nada 285 Bab 85 Persidangan Nada 386 Bab 86 Sensitif87 Bab 87 Grand opening88 Bab 88 Pembicaraan pagi89 Bab 89 Wejangan Ibu90 Bab 90 Persidangan Nada 491 Bab 91 Persidangan Nada 592 Bab 92 Ragu93 Bab 93 Hampir saja94 Bab 94 Check up95 Bab 95 Putusan Sidang Nada96 Bab 96 Kehebatan papa97 Bab 97 Konferensi pers98 Bab 98 Tidak biasa99 Bab 99 Kegelisahan100 Bab 100 Perpisahan Tewel