Istri Pengganti Membalas Dendam
eruntung dia tidak berada dalam masalah yang merepotkan sejak kembali. Mes
Malam ini, dia mendengar kalau sosok Reinan akan kembali. Dia merasa ini adalah kesempatan
bibir Ziya. Rencananya, dia harus berhasil menaklukkan pria itu. Karena dengan mendapa
na saudara kembarnya selama ini menjalani kehidupannya di keluarga ini. Apa lagi sosok Reinan tidak pernah men
berjalan perlahan menuruni anak tangga melingkar. Rumah ini bisa dibilang terlalu besar untuk ditinggali
menarik perhatian Reinan. Bentuk bibirnya kecil dan agak padat di bagian bawah, tampak sangat sehat layaknya buah plum yang matang sempu
etika bertemu. Senyum manis segera muncul di bibir Ziya, dia berjalan mendekat ke arah Reinan. Sosok
pernah luntur dari bibir Ziya, namun jelas ada kete
sia pernikahan mereka sudah berjalan hampir satu tahun lamanya. Tapi entah mengapa, pria itu merasakan perasaan berbeda kali ini. Jauh berbeda dengan pertemuan pertama dan k
angkan Ziya dengan tenang duduk di samping Reinan, menyesap gelas whisky mili
" Reinan langsung bertanya tanpa
mpurna untukmu. Apa kamu tidak menyukai hidangan yang disiapkan dengan susah payah untukmu
isky di tangannya hingga tersisa setengah. Memb
ilkan segela
erak-geriknya tidak lepas dari tatapan mata Reinan sejak awal. Pria itu menatap segelas whisky di tangan
gerakan anggun dan elegan. Lalu dia duduk di samping Reinan dan mulai m
han." Suara Reinan yang lamat-lamat terdengar oleh Ziya, membuatnya meng
watir sama sekali. Lagi pula apa yang harus dia takuti dari pernikahan hitam di atas putih ini?
ngan baik. Lagi pula, apa pun yang berubah dariku
secara tiba-tiba mencondongkan kepalanya ke arah Ziya, membuat wajah mereka hanya berjarak beberapa
sedikit memundurkan kepalanya sebelum mena
akan perlahan Reinan meletakkan garpu dan pisau di atas piringnya dan mengambil tisu untuk meng
ajahnya, namun jelas dia dapat merasakan bahwa pria ini berbahaya. Ke depannya dia sebisa mungkin harus m
t selama beberapa saat. Ketika membuka mata, sepasang mata obsidian milik Reinan langsung menyapanya. Ziya seketika merasa tercekik ketika tangan ramping dan kuat milik Reinan terulur m
sebelumnya terlalu pengecut, sanga
dalah kali pertama mereka bertemu, mustahil Reinan langsung bisa mengetahui identitasnya yang sebenarnya. Ziya mencoba tenang, berusaha mele
erusaha tersenyum manis, sayangnya dia tiba-tiba merasakan panas dan tidak nya
bisik Reinan tepat di te
l sehatnya secara perlahan semakin kabur. Beberapa kali dia menggelengkan kepalanya untuk memastikan kesadarannya tidak hila
pria b
kan kuberitahu bagaimana sosok pria