My Angel Baby Is Werewolf
usnya. Kini tak hanya rambutnya yang kotor tapi bajunya juga kotor oleh
r dari kesedihan dan tak mau terus larut dalam situasi ini. Dia men
kampus ini. Apakah karena dia anak panti asuhan ataukah karena wajahnya? Dia sendiri juga tak menginginkan berstatus seperti itu. Dia juga tak menginginkan mempunya
tu menyedihkan dalam pantulan cermin yang dia lihat. Tampilan dirinya sekarang begitu memilukan. Rambutnya masih lengket meski sudah dia ber
rsihkan diri, meski belum maksimal. Dalam perjalanan kembali ke ke
sah dan lengket. Apa kamu habis tersiram lem?" t
kan telinga. Hinaan itu terlalu sakit bila didengarkan, maka lebih baik dia tidak men
kamu kotor, Fiona. Apa kamu tak punya baju ganti d
han lagi dipermalukan seperti ini di depan yan
merendahkan. Karena Fiona berani menjawab, mahasi
nabrak mahasiswi tadi. Jantungnya berdegup kencang kala satu
a? Dari yang terjadi sebelumnya, dia dirundung oleh siapa saja. Bukan kata-katarani berkata lagi maka aku akan plester bibir ka
wi tadi mendorong tubuh Fiona hingga membentur dinding. Dia sampai berdesis menahan nyeri di pukembali berjalan. Namun, mahasiswi lain
? Apa itu berasal dari kamu ya Fiona?" ucapnya lalu menarik leng
mirip dengan bau sampa
ak benar. Aku t
dian mengunci pandangan pada Fiona. Tak sedik
ihan dia. Kenapa hari
habis memulung sampah,
a jadi pemulung saja. Setidaknya dia menghasilkan uang
hanya bisa menatap saja banyak pasang mata yang merendahkan dirinya ini satu per satu. Meski dad
adi ini, seorang pria menatap intens. "Dia ... bukankah dia wanita yang tadi menyapaku di jalan
rth, kamu perhatian pada mahasiswi di kampus ini? Apa jangan-jangan kamu
rik padanya? Aku hanya iba saja." Garth merasa kasihan me
u Fiona merasa malu dilihat oleh pria yang disukainya dalam keadaan terhina begini. Dia pun cepat mengambil lang
, Garth datang. "Sayang s
daan Fiona, namun dia tak menemukan keberadaan wanita itu
ona masih ada di sana tak jauh dari tempat Garth datang tadi. Fiona bersembunyi di balik sebuah pin
*
a pintu kamar
temannya di kampus. Sedih karena dia merasa tak ada yang menolong dirinya keluar dari penderitaannya. Bisa dibilang dia juga tak punya teman di kampus. Di kelas pun biasanya dia selalu duduk sendiri. Seandainya dia puny
ra pintu dike
emudian menatap lurus ke arah pintu.
lihat seorang gadis berambut seba
a apa?" ta
sebelahan dengan kamar tidur Fiona. Mereka berdua dekat. Sering
eperti bersedih?" tanyanya sete
h tak ada masalah. Ada
keperluan natal, lampu hias dan pern
u." Fiona menegakkan tubuh. Dia kemu
anti asuhan tapi mereka menikmati perjalanan ini. Di tengah jalan, tiba-tiba ada ada seekor serigala
an melihat binatang berbulu abu-abu i