Pernikahan Si Mungil
ak berguna, jadi dia tidak
ku. Tapi kita kan belum menikah. Aku juga belum menyetujui pernikahan
g dipegangnya dan berkata
Dia harus menghadiri pertemuan penting setelah tiba di Ko
itu terus diam. Ketegangan di antara mereka cukup tebal unt
h jalan dan Hiram menatapnya dengan dingin, ti
r paham apa arti dari ungk
in untuk membeku
sejak dia kecil. Dia tidak pernah d
, dia bukanlah g
gsung pulang ke rumah, namun atas desakan Rachel, Hiram pun
dirinya dalam pekerjaan. Yang membuatnya melupakan
uta paling mengerik
dirugikan. Hanya dengan memikirkannya saja, ra
pai
h kelelahan dan berbaring di sofa. Setelah bebera
dah pulang kerja
wab, "Iya, aku baru saja sampai di rumah
oanna setiap hari. Dia juga ingin kalian berdua menikah secepat mungkin. Kami telah menetapka
achel langsung melompat dari
Kenapa kamu sudah menetapkan tan
elum pasti? Kamu sudah bertemu dengan calon ibu mertuamu. Kakek buyutmulah
mu dengan paman Setiawan! Kenapa terburu-buru? Aku sudah bilang kal
pernikahan mereka telah ditetapkan
i yang lalu, aku sudah mengirimkan alamat perusahaan Hiram dan apartemennya. Apa kam
pon setelah menyele
at tidurnya, matanya menatap k
mbut dari saat mereka bersama di dalam mobilnya. Jika dia tidak bisa menemukan ide yang bag
ari solusi dan tidak
hkah saya bicara dengan beliau?" Setelah mencari cukup lama, dia akhirnya menemukan n
s aku beritahu padanya! Halo? Halo!" Brengsek! Sekreta
dengarkannya, untuk apa maman
ram sudah mem
manajernya bahwa dia akan cuti dan k
am bekerja di dalam, dia mungkin tidak akan membiarkannya masuk. Kesempatan terbai
erta menarik kesimpulan. Bagaimanapun,
dia akhirnya melihat
ersandar. Dia berlari dengan cepat ke arah Hi
an terengah-engah, "Bisakah kamu melua
lalu berjalan melewati wanita itu, melangkah maju menu
nya Hiram. Dia sekarang memiliki pemaha
sa memikat atau menarik perh
k mengatakan sesuatu, dia melihat
ah satunya memiliki saku yang menonjol. Tam
g ke arah Hiram tetapi segera d
gembira. Kedua pria ini jelas tamu ta
im seseorang untuk memperbai
!" Sudah lama
anas. Sambil mencibir, dia berkata, "Saya Jay Ristanto. Apakah kamu ingat saya? Tuan Setiawan, ta
uhkan sebelumnya." kata Hiram. Hiram masih mengingatnya. Jay adalah seorang bos dari suatu perusahaan konst
iliki banyak musuh karena status mere
luargamu yang berkantong tebal, kamu me
ke belakang Hiram. Sekarang Hiram dan pengawal
Bereska
baikan tangannya ke
ersebut mengambil segenggam batu pecah dar