Pesona Hantu CEO
seperti baru saja mendengar lel
punya ego sebesar menara Eiffel? Dan logika seperti anak u
k berdosa. Ia menertawakan kekesalan Ro
nya. Jarang sekali aku datang untu
gadis ini mendengus kesal. Menggelengkan kepala t
pi aku terlalu sibuk dengan kemiski
wajahnya hingga hanya beber
lagi, dia menatap Sion dengan be
sini! Atau
? Membuat mereka berpikir kalau kau
lalu berjalan ke sofa dan duduk di sana denga
campuran antara frustrasi dan lelah. Tidak
lkan selalu hadir dalam hidupku? Apa
i ke meja kecil di depan sofa, menikmati pemandangan itu. Seolah s
napas, lalu mengusap w
aku sudah menyerah. Silaka
enar mengirim petir, apa kau tidak mau kalau ak
Sion, ia mengambil bantal dari tempat t
er
t ke arah dada Sion-dan langsung menembus tubuhn
dengan sombong. "Apa kau serius men
melemparkannya lagi ke arah Si
Cepat pergi
a hanyalah kabut yang tidak bisa disentuh. Sion mala
Aku rasa kita bisa bersenang
raih kotak pensil dari meja belajarnya. Lalu melempar kot
tak pensil itu terbang melintasi ruangan, hingga mengha
AHHH
iikuti oleh tatapan kematian yang
A KAU SUDA
a yang memerah. Membuat Roura terkejut da
ada hantu di sini, dan aku co
tu apa? Kau hanya mencari alasan untuk ber
engan wajah merah padam. Namp
kang ibunya, tampak bingu
di sini?" tanya Pa
Sion berdiri sebelumnya, yan
erdiri di sana barusan! Aku bersum
memijat pelipisnya, dan merasa k
ndengar cerita khayalanmu. Minta maaf
gaja melemparkan itu pada bu Martha.
tidak percaya. "Kau ti
pa
nya, apalagi udara di luar sangat dingin.
pa salahku?"
, itu sangat kurang ajar. Aku rasa hukuman itu terlalu ringan
engan adu argumen yang akhirnya di
t selimutnya ke luar apartemen, Ia merebahkan diri di kursi panjang depa
resmi menjadi sitcom
ebih menarik, bukan?" Suara akrab itu ter
on duduk di sebelahnya. Bersandar dengan
lag
anya mendengar. Sementara Sion menga
idak butuh kamu untuk m
akan tetap di sini. Oh, ya ampun
enenggelamkan wajahnya ke bantal lalu menutup dirinya dengan selimut,
mbil saja nya
harinya,
san matematis yang rapi, disertai suara monoton sang pr
ntuk fokus, mencatat d
ap sosok yang tidak seharus
i-lambai ke arahnya seperti seorang
coba fokus, semakin Sion melakukan gerakan yang mengganggu, bahkan
letakkan pena, berdiri, dan berteriak.
ju pada Roura, termasuk sang profesor, ya
or mengutip ucapan Roura,
, menyadari kes
tuk Anda, Pro
imatnya, sang profesor bicara. "Cukup,
gin profesor sudah cukup jelas. tidak ada kesempatan untuk diskusi. Dengan enggan,
adalah C. Anggap itu konsekuensi atas sikap tidak
enatap profesor dengan frustrasi.
akan pergi." tega
g kerikil kecil di jalan. Ia berjalan ke taman universitas, mencari tempat untuk me
a menoleh ke kiri, ia mendapati Sion duduk santai di
Tuan Sion?" u
erat. "Aku tidak akan menggangg
rusaha sabar dengan gangguan
rjanji tidak akan menggangguku lagi. Mengerti? Tidak akan lagi muncul
ulurkan tangan seolah ingi
lah!" pin
gi. "Baiklah-baik