Kau Milikku
ul wajah seorang pria di sebuah kedai makan. Gadis t
ajahmu biru." Teriak Hanna sembari mendoron
meja pria bertubuh kurus itu. Namun kali ini Hanna kurang beruntung. Si pelanggan ternyata seorang yang mesum. Dengan sant
at emas ditengah. Pria itu sangat malang. Dia memilih mangsa yang salah. Mau untung malah jadi buntung. Kerumunan pelangg
pelanggan VIP. Apa yang akan orang katakan. Restoran ini akan terlihat buruk di mat
angnya. Dengan tatapan sinis dan sedikit
n VIP kesayangan bapak ini, sudah kurang ajar pada
pas dalam-dalam dan mengh
anmu disini. Melihat tingkahmu yang seperti ini akan banyak pelanggan yang
is. Ia segera melucuti apronnya dan
Aku yang memecatmu jadi bosku bukan kau yang memecatku." Hanna melan
tahan. Sebelumnya ia juga dipecat dari swalayan dekat rumahnya. Kala itu ia memberi sebungkus roti kepada anak yang kelaparan di de
a diacungi jempol. Tapi kebanyakan orang tidak senang
ntulkan dari jendela kaca. Rambut coklatnya menari-nari di hembus angin. Lama ia mematung
a bingung bagaimana ia akan mengatakannya pada ibunya nanti. Selama ini, ibun
ah. Langit seakan ikut menangis dengan Hanna. Sampai minggu lalu pun, cuaca
bah menjadi berwarna hijau yang sejuk dan bunga-bunga bermekaran dengan indah ketika cahaya matahari
ai di depan rumahnya. Bangunan kecil yang terjep
iaki nama idolanya. Seorang pria tinggi bertubuh atletis berdiri di tengah panggung sambil menyanyikan lagu cinta yang meng
aimu!" Teriak seoran
ll meletakkan jarinya di bibirnya dan m
menyayangimu!" Ter
ru menginjak 27 tahun. Menyanyi adalah hasrat jiwanya. Sedari ia kecil, Will sering mengungkapkan
bisa berdiri disini. Aku menyayangi ka
Greyson. Membuat seluruh gedung bergemuruh. Ada juga beberapa ga
.Will..." Te
panggung. Di belakang panggung seorang pria paruh baya memberi
setiap konser. Aku suka mendengar histeria para gadis itu."
. Kemudian menjatuhkan bokong tipisnya diatas sofa. Ia terlihat sangat lelah. Will meluruskan kaki jenjangnya
n istirahat. Bisakah kau menghentikan
a. Ia terlihat tidak se
mu." Ryan bangkit dari duduknya dan
ng tadinya terlihat masam berubah cerah. Ternyata si penel
an. Pantas saja semua gadis-gadis itu keringat dingin
layar kaca." Ungkap Will bersemangat. "Besok aku tidak ada j
atan besok. Kalau begitu, ki
sok. Aku mau pulang kerum
lahan. Ya, suda
rley di layar ponselnya. Baginya Kimberley adalah orang istimewa di hatinya. Pe
atinya kepada Kimberley. Selain itu, Will juga memiliki trauma masa
udian ia pergi keluar dari pintu belakang gedung. Di luar kerumunan para gadis berdiri di
itu. Ia berjalan diam-diam sambil menarik topinya semakin dalam. Keti