Menikah dengan CEO Dingin
dengan cepat. Selalu memberikan kode pada perempuan itu. Seola
k. Lebih baik kita bersandiwara saja. Saya lebih menyukai itu. Walau harus be
tanpa ada rasa cinta di dalamnya. Ia masih gadis, butuh pen
ungan tersebut, sudah pasti Jasmine akan merasa sia-sia. Kesuciannya sepe
mah lama milik Desi dan Kevin. Sebelum akhirnya Kevin memutuskan untuk berpisah. Lalu keluar da
shi kemudian. Memecah kehe
" tanya Jasmine sambil
ang kan,
g mengendarai mobil tersebut. Lalu, mengulas senyum kepada
ti Papa ya, Ma. Cukup Mama Des
dalam bahtera rumah tangga Kevin dan Desi. "Eeuh ... iya, Sayang. Mama tidak aka
. "Terima kasih, Mama. Jangan lu
gini sih. Aku kan belum siap. Harus hamil dan menghadapi sik
yang bisa ia lakukan. Mengiyakan permintaan Arshi dan Kevin, belum bisa ia la
vin. Dan maksud dari itu semua, Jasmine di
akah aku bertahan dengan ini semua?' J
di kedia
hi menggenggam tangan Kevin. Melangk
i sini aja. Soalnya Papa mau ke rumah Omma dan Oppa,
au Gemma. Melihat mereka berdua, selalu membuatnya teringat
eruntung, anak kecil yang memiliki hati lembut itu selalu menurut. Se
Papa pulang ya, Sayang. Nanti, k
yaa. Dadah Mama Jasmine. Janga
bikin nangis kok, papanya. Janji." Jasmine memberikan keli
ah pernikahan Kevin dan Desi dari orang tua Kevin. Namun, semu
yang mengeluarkan suara. Semua diam. Kevin, jangan ditanya. Dia
cap. Biarkan keheningan itu hadir di dalam mobil,
h jam b
ria itu tidak turun terlebih dahulu. Matanya me
. Jangan sampai Mama atau Papa curiga terhadap ka
ik, Pak. Saya akan berusaha semaksimal
gil saya dengan sebutan bapak. Baik di depan orang tua saya, m
ggil pria itu dengan sebutan 'Mas.' Tapi, harus ia lakukan. Me
harap kamu tida
smine. Jelas, perempuan itu ingin ta
erempuan itu. Mata Jasmine lantas membola dengan sempurna. Apa yang di
bisa menunggu sampai Kevin mau menjelaskan untuknya. Hingga beberapa tanda di bagia
kita habis melakukan hubungan sua
iikuti oleh Jasmine dengan wajah yang masih saja terkejut. Tangannya meraba leher
tuh!" titah K
i langkah Kevin ke dalam rumah yang tak kalah me
a adalah rumah kamu juga. Jadi, jangan sungkan untuk tinggal di sini, jika Kevin sedang
yumnya. "Iya, Ma. Terima kasih, kare
api Kevin tidak pernah mengenalkan kamu pada Mama. Dia takut, Mama
k akan semena-mena. Maaf, karena sudah menyinggung kesederhanaan. Kamu luar biasa. Karen
up anaknya. Sementara Kevin hanya mengulas senyum. Pu
n tetap kerja, atau di rumah
iatan, kalau memilih tetap kerja. Tapi, semuanya kembali
mu kerja. Belajar dari masa lalu kamu, Kevin." Ranti tak ingin anaknya mengalami gagal rumah
epalanya. "Ya sudah. Kalau kamu memilih untuk tetap bekerja, silakan. T
a, Mas. Saya tidak akan
baru kali ini Jasmine diberikan senyum semanis itu oleh Kevin. Jelas
inya kamu sudah latihan tiga minggu sebelum
at di rumah saja, yaa. Mama rasa, kalian sangat menikmati malam