Menikah dengan CEO Dingin
egera mengganti pakaiannya. Mencari pakaian yang layak untuk ia k
ya malam ini Pak Kevin tidak menyentuhku. Kenapa harus menyi
terus memikirkan agar tubuhnya tidak dijamah oleh suaminya it
sudah menunjuk angka sebelas malam. Sudah waktunya istirahat. Ditambah
lap dalam beberapa menit setelah menutup matanya. Rupanya, l
engeringkan rambutnya menggunakan handuk, pria itu menatap Jasmine
ok saja. Biarkan dia istirahat terlebih dahulu. Mempersiapkan dan
. Jangan jadikan pernikahan sebagai balas utang budi. Karena saya sudah me
unya menemukan kebahagiaan sebagaimana mestinya. Ia sangat berharap jika Jasmine
i h
erat. Akhirnya, mata itu menoleh ke arah samping. Kevin, sang suami rupanya
a ia harus berteriak. Kevin tidak melukainya, ataupun sedang
pan. Wajah asli manusia bisa dilihat saat ia tertidur. Da
dalam rumah tangganya. Dikhianati oleh istri tercintanya adala
akan ada ruang di hati Pak Kevin untuk saya. Karena, saya yakin ...
nya kini. Ia hanya perlu memerankan statusnya sebagai istri Kevin. Mengg
tok
ah bangun belum?" ter
ndahkan tangan serta kaki yang sedari tadi menindihnya. Ingin
Jasmine sembari mengusa
rapan bareng!" ka
menimbulkan perasaan yang bercabang. Bahagia dan
panggil saya dengan sebutan ma
ma dan dua papa. Sama papa baru juga Arshi manggi
merasakan jadi anak broken home. Tapi, Arshi tak pernah kekurangan k
reng ya, Sayang? Papanya b
aja yang bangunin," u
marah." Jasmine mencoba menghalau Ars
lau Arshi bangunin. Kalau Papa marah, Ars
h. Kalau begitu, silakan bangunk
masih tertidur di atas tempat tidur. Menggoyangka
pan bareng," kata Arshi samb
dari mulut manis sang anak yang terus membangunkan
i nggak pernah sarapan bareng Papa," kata
k sembari mengulas senyumnya. "Oke, Sayang. Kita sarapan
mbaikan tangannya pada Jasmine, yang masih berdiri di ambang pintu
air hangat, Pak?"
kamu ingat!" ucapnya kemudian beranjak dari duduknya. "Ada beberapa poin yang harus k
? Maaf, jika saya sudah lancang menanyakan itu pada Bapak," ucapnya dengan h
Setelah dewasa, biarkan Arshi yang memilih." Kemudian, pria itu berlalu pergi menuju kama
gayunkan langkahnya menuju meja makan. Menghampiri Arshi yang d
unggu lama," kata J
a-apa, Mama. Arshi selalu diajar
kan senyum lebar untuk anaknya itu. Tak ada respon apa pun darinya. Benar-b
mine akan jemput kamu kalau Papa sudah izin sama Mama Desi unt
an, jemputnya? Masa ...
n kepalanya. "Iya, Sayang. Nanti Papa dan Mama Jasmine akan jemput kamu bareng-bareng. T
menganggukkan kepalanya. "Siap
dakannya terlalu berlebihan. Sehingga membuatnya menjadi tak enak hati kepada Kevin dan
pontan saja. Karena gema
itu juga. Anggap Arshi sebagai anak kamu. Samp