Janda Bertemu Dengan Duda
aneh, seolah ada aliran energi yang tak kasat mata di antara mereka. Tak ada kata-kata, hanya suara langkah kaki di lantai teras dan desaha
rasa seolah ada yang melindunginya, seolah ada sesuatu yang mengingatkann
nia tersenyum, tetapi ada sebersit kesedihan di matanya. Anak-anak itu, meskipun hidup dalam dunia yang penuh tantangan, masih bi
nuh makna. Sonia menoleh, memandang wajah pria itu, mencari tahu maksudnya. Ada kesedihan di matanya, sama sepert
dari yang ia kira. Tiba-tiba, dunia seakan melambat. Ada jeda d
i laut. Kadang tenang, kadang bergelora. Tapi kita harus terus melangkah, meski kita tahu kad
bentar, bisa mengucapkan kata-kata yang begitu dalam dan membuatnya merasa dipahami. Ia ingin bertanya lebih banyak, ingin tahu siapa Yudha se
gaja menembus keheningan yang melingkupi mereka. Sonia terkej
terdengar ceria. Alif mengangguk, walaupun ia tahu ada sesuatu yang tidak dijelaskan sepenuhny
intu, membiarkan anak-anak masuk terlebih dahulu. Yudha mengikutinya,
kata Sonia, suaranya penuh rasa terima kasih
rasakan ada beban yang seakan dilepaskan, meskipun hanya sejenak. Mereka saling menatap, lalu Yudha berbalik dan berjala
ergegas dengan aktivitas mereka. Seperti biasa, suara klakson dan teriakan tukang ojek memenuhi udara, tetapi Sonia merasa ada sesuatu yang be
dian, keduanya muncul dengan ekspresi ceria, wajah mereka bercahaya seperti matahari pagi. Sonia menyuap mereka
g tertutup. Siapa yang datang di pagi hari seperti ini? Ia berjalan menghampiri
tadi malam," kata Yudha dengan senyum hangat. Sonia tidak bisa menahan rasa terkejutnya
baik-baik saja," Sonia menjawab
ngeluarkan sebuah kantong kecil dari balik jaketnya. "Mi
g ditemukan, terutama di dunia yang sering kali begitu sibuk dan egois. "Terima kasih banyak, Paka, lalu melangkah pergi. Sonia memandangi punggungnya yang mul
ayang kesedihan. Ia mulai berbicara lebih banyak dengan para tetangga, mengajak anak-anaknya untuk bermain dengan teman-teman baru. Yudha sering terlihat di sekitar, sesekali berbicara
nghadapi kenyataan bahwa hidupnya belum berakhir. Ada peluang baru, kesempatan untuk m
di kaca jendela memberi ketenangan, namun juga membuatnya teringat akan saat-saat sulit yang telah dilalui. Ketika ia menoleh ke arah jendela, pandangannya tertuju pa
anya penuh kekhawatiran. Yudha menoleh, kaget se
gingatkan saya pada sesuatu," jawab Yud
egup kencang. "Kadang, hujan memang membawa kenangan,"
"Kita semua punya kenangan, Bu Sonia. Tapi mungkin, hujan jug
g tetangga. Ada pengertian, ada rasa yang sama, yang membuatnya bertanya-tanya apakah ini ada
pan, mungkin ini saatnya untuk memulai kembali,"
u yang terbuka, di bawah hujan yang masih jatuh. Ada kehangatan