icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon

Janda Bertemu Dengan Duda

Bab 5 Terang yang Perlahan Muncul

Jumlah Kata:1010    |    Dirilis Pada: 13/12/2024

epan pintu, menatap Yudha yang berdiri di ambang pintu, seolah menunggu izin untuk masuk, atau mungkin hanya sekadar mencari tahu apakah Sonia baik-baik saja. Kecem

da bagian dari dirinya yang tergerak, sebuah perasaan yang telah lama terkubur di dalam hati. Ia tidak tahu apa yang diharapkan dari Yudha,

yang diinginkannya. Yudha tersenyum kecil, lalu melangkah masuk, meninggalkan jejak air di lantai kayu yang sudah cukup

kan semuanya baik-baik saja di sini," Yudha menjawab, suaranya l

gangguk, menatap sekeliling ruangan yang sederhana namun penuh kehangatan. Sonia melihat ke arah Yudha, menyesap ketenangan yang terpanc

nia terdiam, menunggu kelanjutannya. Ia tahu Yudha menyimpan banyak cerita, dan entah mengapa, ia merasa ingin mendengarnya.

Sonia akhirnya bertanya, dengan

ujan pertama kali datang setelah kepergian istriku, aku berdiri di bawah hujan seperti ini, meras

sama. Ia tahu betul bagaimana rasanya kehilangan, bagaimana rasanya terjebak

pernah berakhir," Sonia berkata, suara itu penuh dengan rasa sakit yang tak bisa disembunyikan. Tiba-tiba, ia mera

oleh, memandang Sonia dengan mata yang penuh pengertian. "Tetapi mungkin, kita bisa belajar menerima keny

belum pernah ia rasakan sejak lama. Ia memandang Yudha, dan untuk pertama kalinya dalam waktu yang lama, ia

embuatku merasa sedikit lebih ringan," Sonia berkata, suaranya bergetar. Yudha tersenyu

tidak harus menghadapinya sendirian," jawab Yudha, yang kini duduk di kursi sebelahnya. Sonia mera

nya, suaranya lebih berani dari yang ia kira. Yudha menatapnya,

" jawab Yudha, suaranya serak. Ada kejujuran dalam kata-katanya, sesuatu yang

da sesuatu yang mengalir di dalam dirinya, sebuah rasa yang ingin ia pelihara. Suar

gi kami," Sonia berkata, suara itu kini terdengar lebih tegas, penuh k

um melangkah keluar. Sonia mengikutinya dengan pandangan, lalu menutup pintu perlahan,

dengan tetangga-tetangga lain, mengajak Hana dan Alif bermain di taman, dan bahkan mulai merencanakan kegiatan-kegiatan kecil yang membuat hidup terasa lebih hi

ada sesuatu yang bersemi, meskipun ia ragu apakah itu benar-benar mungkin. Di dalam hatinya, ada sebuah pert

n. Ia merasakan ada sesuatu yang mulai menyalakan harapan, sesuatu yang membuatnya merasa bahwa mungkin, hanya mungkin, ia bisa merasakan kebahagiaan

m membelai wajahnya. Mungkin, hanya mungkin, mereka berdua-ia dan Y

Buka APP dan Klaim Bonus Anda

Buka