Di Balik Kabut Petualang
selalu dianggap mistis oleh penduduk desa sekitar, berdiri seperti raksasa bisu yang menyembunyikan rahasia-rahasia kuno. Bagi kebanyakan
apasnya terlihat jelas di udara dingin. "Tempat yang katanya p
l. Konon, di balik kabut yang tak pernah hilang itu terdapat reruntuhan peradaban kuno yang menyimpan harta tak ternilai, atau mun
g hanya beberapa meter di depannya. Suara burung hutan yang biasanya riuh kini digantikan ole
g membuat Arkana berhenti mela
t. Tangannya refleks meraih pisau kecil di pi
enenangkan diri. "Tenang, mungkin
mendekati pusat lembah, semakin ia merasa ada sesuatu yang tidak beres. Pohon-poh
ak-semak di sebelah kanannya. Arkana segera b
nya, mencoba t
muda, mungkin sekitar awal dua puluhan, dengan wajah penuh
sini," katanya dengan suara
egun. "Dan
hanya memutar tubuhnya dan berjalan menja
penduduk lokal, atau seseorang yang memiliki hubungan dengan mi
angan di B
. Ia ingin mengejarnya, tapi naluri petualangnya berkata untuk tetap waspada. Dunia ini penuh
ah cepat, mengikuti jejak gadis itu. Di tengah kabut tebal, jejak ka
a, suaranya menggema. Tap
ebuah pohon raksasa yang menjulang tinggi, dengan akar-akar besar yang mencengkeram tanah
atang," katanya
. "Apa maksudmu? Siapa kau,
esi serius. "Namaku Nayara. Aku ada di sini untuk menceg
ksudmu apa? Aku hanya ingin menjelajah
ini bukan sekadar tempat yang ditinggalkan. Ada sesuat
rkana menantang. "Aku sudah menjelajahi ba
Nayara dengan nada tegas. "Asrana tidak sepert
Kehendak? Kau bicara se
begitu," jawa
dari arah lain. Tanah di bawah kaki mereka bergetar, dan
a, matanya berkeliling
lengannya. "Kita har
ngg
t aku, atau k
nuju jalan setapak kecil di antara akar-akar pohon besar. Mereka
gua kecil yang tersembunyi di balik semak-semak. Nayar
a hangat yang menerangi dinding batu yang dipenuhi ukiran aneh. Arkana, yang
pa?" t
simbol-simbol aneh di dalamnya. "Ini adalah peringatan. Asrana adalah penjaga
sia
li terdengar, kali ini lebih keras. Dari mulut gua,
Nayara sambil
haya merah menyala di kejauhan, seperti ma
di Lembah Asrana? Dan apakah Arkana mampu bertahan menghadapi ke
merah yang menyerupai mata terus menatap dari luar, mendekat dengan gerakan perlahan n
mberi isyarat kepada Arkana untuk tidak bergerak. Wajahnya tega
rkana, suaranya ha
adalah bagian dari lembah ini. Jika di
ah yang semakin besar. Penjaga itu tampak seperti bayangan raksasa, dengan tubuh besar da
ara napas berat, seakan makhluk itu tengah mengendus udara, mencari sesuatu.
tanya Arkana pelan, hampir
ra dengan tajam. "Penjaga ini buta.
il kecil di lantai gua terinjak tanpa sengaja oleh kakinya, m
gua dengan gerakan tiba-tiba. Cahaya matanya memerah l
an di bawah napasny
?" Arkana
da pilih
gua ke arah jalan setapak yang tersembunyi di sisi lain. Arkana tidak punya waktu untuk
langkah terasa seperti melawan arus angin yang berat, dan sua
uk ke arah celah sempit
tu menggores lengannya, tapi ia tidak peduli. Mereka terus merangkak hingga akhir
rdengar. Penjaga itu tidak menyerah. Kini ia berada di sisi lain cel
k," kata Arkan
k," jawab Nayara. "Tapi kita tid
an yang ada di gua sebelumnya. Namun, salah satu ukiran menarik perhatiannya. Sebuah lingkaran besar dengan pol
nyanya, menun
lebar saat melihat pola itu
n kel
mpat di mana semua ini berasal. Jika kita bisa mencapai pusat itu,
bali pada ukiran tersebut. "Kalau
terlalu besar,"
ana dengan tegas. "Aku tidak datang
guk. "Baiklah. Tapi aku harap kau si
emastikan Penjaga telah menjauh, mereka keluar dari celah dan memulai p
dan suara-suara aneh mulai terdengar, seolah lembah
nanti di sana? Dan bagaimana mereka bisa menghadapi kekuatan besar ya