icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon

Di Balik Kabut Petualang

Bab 3 Cahaya Penentu

Jumlah Kata:1385    |    Dirilis Pada: 10/12/2024

atan mengejutkan, meski tubuhnya besar dan berat. Arkana melompat ke samping untuk menghindari cakar

Nayara!" teriak Arkana sambil mengh

esek batu kasar, tapi ia tidak berhenti. Monolit yang besar itu ternyata memiliki ruang kecil

a!" serunya deng

untuh. Monolit berguncang, dan kabut di sekitar menjadi semakin te

lah dari sana!"

dari batu tersebut, mengalihkan perhatian dari Arkana dan berbalik ke arah Nayara. Matanya yang merah

atunya ke sini!"

a. Dengan tangkas, Arkana menangkapnya dan segera berlari ke monol

memancarkan cahaya yang begitu terang hingga menyilaukan. Cahaya itu menyebar ke seluru

mpat melakukannya, tubuhnya mulai memudar. Bayangan gelap yang menyelubunginya perlah

mandangan lembah yang sebenarnya-sebuah tempat indah dengan pep

, masih mencoba mencerna

Nayara pelan, suaran

masih terengah-engah. "Tentu saja.

lit mulai bergetar sekali lagi. Batu-batu pada pola itu perl

jadi?" tanya

tampak seperti batu biasa. "Sepertinya...

agi memerlukan Penjaga atau kabut untuk meli

tapak yang jelas terlihat di kejauhan

tkan perjalanan?" tanya

an pisaunya kembali ke sarung. "Selama masih

ya menguji keberanian, tetapi juga mempererat ikatan di antara mereka. Namun, jauh di dalam hati Arkana, ia t

apa lagi yang akan ditemukan Arkana dan Nayara dalam perjalanan mereka berikutny

g terbuka menuju kaki pegunungan. Kabut telah menghilang, tetapi udara masih terasa dingi

suatu ter

tanya Arkana sambil m

suri hutan di sekitar mereka. "

eka waspada terhadap setiap suara yang mencurigakan. Tapi tidak ada ba

um sepenuhnya melepaskan

at mereka keluar, pola di peta itu berubah. Lembah Asrana kini digantikan ole

ana sambil menunjukka

mendengar cerita tentangnya. Penduduk desa menyebutnya Gunung Azhara, temp

tengah mengejek. "Orang-orang sepertinya

at yang dipercaya menyimpan energi besar, tetapi juga membawa ke

. "Itu kedengarannya s

pergi ke sana, ini bukan lagi tentang petualangan biasa. Kita bicara tentang sesuatu yang

as. "Jika peta ini membawa kita ke Gunung Azhara, b

i. "Baiklah, tapi kali ini, kita harus lebih siap. Aku

"Jangan khawatir. Ak

*

belum melanjutkan perjalanan ke gunung. Sambil duduk di dekat api unggun,

merasa lelah, Arkana?"

aunya, menatap Nayara dengan ali

pa henti, mengejar sesuatu yang mungkin tidak ada. Tidakkah kau

lu. Tapi itu bukan aku. Setiap tempat baru yang kutemukan, setiap teka-teki yang kusel

m, merenungka

Kenapa kau ikut denganku? Kau bisa saja men

"Mungkin aku juga mencari sesuatu. Aku tidak tahu apa itu, tapi aku me

ipis. "Maka kita t

iisi oleh suara kayu yang terb

neh terdengar dari hutan. Suara gemerisik dedaunan,

unus. Nayara memegang obor, menatap ke

sana?" ter

muncul sesosok pria tua dengan jubah hitam yang compang-camping. Wajahnya dipenuh

seimbangan," katanya deng

aling bertukar pand

au?" tan

ah penjaga dari apa yang kalian coba temukan. Gunu

ana tegas. "Kami hanya ingin

ara. "Peta itu adalah kutukan sekaligus petunjuk. Jika ka

api apa pun," bala

rasa sedih dalam tatapannya. "Kalau

ain lusuh. Nayara membuka kain itu dan menemukan s

ra," jelas pria itu. "Tapi ingat, kunci itu

alikkan badan dan menghilang begitu saja ke dalam bayang

nya Nayara deng

i tempat pria itu menghilang. "Tapi satu hal yang past

an perjalanan mereka menuju Gunung Azhara. Apa yang sebenarnya menanti di sana, d

Buka APP dan Klaim Bonus Anda

Buka