Dicerai Suami, Dipinang Sultan
h diselimuti awan gelap. Ia duduk di tepi ranjang kecilnya, memandang ke luar jendel
i nafsu makannya menghilang sejak hari itu-hari di mana Raka mengusirnya tanpa ampun. Hari ke
ik pintu itu dengan malas, mengira mungkin tetangga sebelahnya yang ingin m
rang gadis kecil berambut ikal dengan mata bulat penuh rasa ingin tahu.
manggil, gemetar karena udara pag
ang. Tapi bagaimana kamu bisa ke sini? Di mana orangtuamu?" tan
"Papa bilang aku harus tunggu di mobil, tapi
itu dan membawanya ke dalam, memeluknya erat. Entah bagaimana, pelu
i kamu harus bilang Papa kalau mau
apa ada di bawah, kok. Dia cuma mau n
ang bekerja sebagai guru TK, Asha jarang bertemu dengan or
ihat seorang pria berdiri di dekat mobil hitam mengilap. Sosoknya tinggi dengan s
di kota ini. Ia terkenal karena ketegasannya, keuletannya, dan.
gup. Kenapa seseorang seperti
el berdiri di sana, sosoknya yang tinggi menjulang hampir membuatnya terintimidasi. Tapi priam, terkontrol, namun ada jejak kehati-hatian di dalamnya. "Saya Rafael,
aan kecil hati yang tiba-tiba muncul. "Iya, Pak Rafael.
Anda sedang tidak mengajar belakangan ini. Saya ingin tahu, apakah semuanya b
ak. Haruskah ia jujur? Atau lebih baik be
Pak Rafael," jawab Asha akhirnya, dengan senyuman
u. Tatapannya yang tajam seolah-olah menelanjangi
kata Rafael dengan nada yang lebih lembut, tapi tetap tegas. "Saya tidak ing
tama kalinya setelah sekian lama, ia merasa seseorang benar-benar peduli
kan mengingat tawaran Anda," jawa
kan. Sebelum pergi, ia berlutut dan menatap Rania dengan lembut.
gi. Tapi akhirnya ia mengangguk dan melambai pada A
s. Setelah Rafael dan Rania pergi, Asha duduk
rcaya lagi? tan
ulai tumbuh. Sebuah harapan kecil, seperti bunga liar yang beru
h diselimuti awan gelap. Ia duduk di tepi ranjang kecilnya, memandang ke luar jendel
i nafsu makannya menghilang sejak hari itu-hari di mana Raka mengusirnya tanpa ampun. Hari ke
ik pintu itu dengan malas, mengira mungkin tetangga sebelahnya yang ingin m
rang gadis kecil berambut ikal dengan mata bulat penuh rasa ingin tahu.
manggil, gemetar karena udara pag
ng. Tapi bagaimana kamu bisa ke sini? Di mana orangtuamu?" tanya
"Papa bilang aku harus tunggu di mobil, tapi a
tu dan membawanya ke dalam, memeluknya erat. Entah bagaimana, peluka
i kamu harus bilang Papa kalau mau
pa ada di bawah, kok. Dia cuma mau ngo
ang bekerja sebagai guru TK, Asha jarang bertemu dengan or
ihat seorang pria berdiri di dekat mobil hitam mengilap. Sosoknya tinggi dengan s
di kota ini. Ia terkenal karena ketegasannya, keuletannya, dan.
up. Kenapa seseorang seperti R
el berdiri di sana, sosoknya yang tinggi menjulang hampir membuatnya terintimidasi. Tapi priam, terkontrol, namun ada jejak kehati-hatian di dalamnya. "Saya Rafael,
an kecil hati yang tiba-tiba muncul. "Iya, Pak Rafael. S
Anda sedang tidak mengajar belakangan ini. Saya ingin tahu, apakah semuanya b
ak. Haruskah ia jujur? Atau lebih baik be
Pak Rafael," jawab Asha akhirnya, dengan senyuman
. Tatapannya yang tajam seolah-olah menelanjangi s
ata Rafael dengan nada yang lebih lembut, tapi tetap tegas. "Saya tidak ingin
tama kalinya setelah sekian lama, ia merasa seseorang benar-benar peduli
kan mengingat tawaran Anda," jawa
kan. Sebelum pergi, ia berlutut dan menatap Rania dengan lembut.
gi. Tapi akhirnya ia mengangguk dan melambai pada A
. Setelah Rafael dan Rania pergi, Asha duduk d
rcaya lagi?* tan
han-lahan mulai tumbuh. Sebuah harapan kecil, sepert