icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon

Sugar Daddyku Kakak Iparku

Bab 3 Rafael adalah satu-satunya alasan

Jumlah Kata:1834    |    Dirilis Pada: 07/12/2024

mar kecilnya. Di hadapannya, layar ponsel terus menyala

ku ingin kamu di sini l

am ponselnya erat-erat, napasnya terasa berat. Ia merasa seperti boneka yang sedang dimainkan

bisiknya lirih, air

di Rumah y

sudah bangun lebih awal dari siapa pun, menyelesaikan pekerjaan rumah agar tidak mendapat te

ssa berdiri di depan dapur, melipat tangan dengan wajah penuh amarah.

oba menjelaskan. "Itu noda yang

"Kamu ini memang nggak berguna! Kalau aku tahu kamu hanya ak

. Ia menggigit bibirnya, menah

baju ini dan cuci ulang! Aku tidak mau a

a apa-apa. Ia tahu, melawan h

Permain

ira semakin sulit. Siang itu, ketika Naira sedang menye

nmu," katanya dengan nad

apa yang sedang direncanakan ka

"Santai, dong. Aku cuma mau kamu ambilkan pes

ku masi

au kamu malas-malasan di rumah!" po

ngambil uang yang dilemparkan Ayla ke meja. Ia ta

an Mala

kembali merasakan debaran jantungnya yang tak terkendali. Ia meng

embuatnya terlihat lebih dingin dari bi

mbat," kata

"Maaf, ada pek

uangan itu terasa lebih sunyi dari biasanya, hanya

Rafael, menunjuk s

ka ia duduk, Rafael mendekatinya, berdiri di

anggilmu ke sini lagi?" t

enggele

atapnya tajam, seolah menembus pikirannya. "Kamu bilang ini

" suara Naira

angku, Naira. Ada kebencian, tapi juga ada sesuatu yang

ibirnya, mencoba menyangkal. "Aku n

mendekatkan wajahnya ke wajah Naira. "Karena ka

gin berteriak, ingin lari, tapi t

tetap mendominasi. "Aku nggak peduli apa yang kamu rasakan sekarang. Ya

n dan Ras

Di satu sisi, ia merasa semakin terikat pada Rafael, tapi di si

ya, menatap bayangan dirinya d

ia punya pilihan? Rafael adalah satu-satunya ora

eras. "Naira! Cepat ke ruang tam

langkah ke ruang tamu. Di sana, Rossa dan Ayla

lemparkan sebuah am

sinya adalah cek yang dikirim Rafael seba

ini?" tanya Rossa

. Ia hanya bisa diam, berharap mer

, lalu menatap Naira dengan tatapan pe

ya memerah karena malu

h kemarahan. "Aku tahu kamu pasti melakukan s

ja kamu tiba-tiba dapat uang. Ternyata

dak berkata apa-apa. Ia tahu, apa pun yan

gelap, memeluk lututnya erat-erat. Hanya ada satu pi

Conti

dan Rafael, serta ketegangan di dalam rumah. Apakah Anda ingin menambahkan lebih banyak detai

mar kecilnya. Di hadapannya, layar ponsel terus menyala

, aku ingin kamu di sini

m ponselnya erat-erat, napasnya terasa berat. Ia merasa seperti boneka yang sedang dimainkan,

isiknya lirih, air ma

-

di Rumah yan

sudah bangun lebih awal dari siapa pun, menyelesaikan pekerjaan rumah agar tidak mendapat te

ssa berdiri di depan dapur, melipat tangan dengan wajah penuh amarah.

oba menjelaskan. "Itu noda yang

"Kamu ini memang nggak berguna! Kalau aku tahu kamu hanya ak

. Ia menggigit bibirnya, menah

baju ini dan cuci ulang! Aku tidak mau a

a apa-apa. Ia tahu, melawan h

-

n Permain

ira semakin sulit. Siang itu, ketika Naira sedang menye

nmu," katanya dengan nad

apa yang sedang direncanakan ka

Santai, dong. Aku cuma mau kamu ambilkan pesan

ku masi

au kamu malas-malasan di rumah!" po

gambil uang yang dilemparkan Ayla ke meja. Ia tahu

-

uan Mala

kembali merasakan debaran jantungnya yang tak terkendali. Ia meng

embuatnya terlihat lebih dingin dari bi

mbat," kata

"Maaf, ada peker

angan itu terasa lebih sunyi dari biasanya, hanya t

Rafael, menunjuk s

ka ia duduk, Rafael mendekatinya, berdiri di

nggilmu ke sini lagi?" tan

nggeleng

atapnya tajam, seolah menembus pikirannya. "Kamu bilang ini

suara Naira te

angku, Naira. Ada kebencian, tapi juga ada sesuatu yang

ibirnya, mencoba menyangkal. "Aku n

mendekatkan wajahnya ke wajah Naira. "Karena ka

gin berteriak, ingin lari, tapi t

tetap mendominasi. "Aku nggak peduli apa yang kamu rasakan sekarang. Ya

-

n dan Rasa

Di satu sisi, ia merasa semakin terikat pada Rafael, tapi di si

a, menatap bayangan dirinya di

ia punya pilihan? Rafael adalah satu-satunya ora

eras. "Naira! Cepat ke ruang tam

angkah ke ruang tamu. Di sana, Rossa dan Ayla s

lemparkan sebuah am

sinya adalah cek yang dikirim Rafael seba

ini?" tanya Rossa d

. Ia hanya bisa diam, berharap mer

, lalu menatap Naira dengan tatapan pe

a memerah karena malu d

kemarahan. "Aku tahu kamu pasti melakukan ses

a kamu tiba-tiba dapat uang. Ternyata k

dak berkata apa-apa. Ia tahu, apa pun yan

gelap, memeluk lututnya erat-erat. Hanya ada satu piki

Buka APP dan Klaim Bonus Anda

Buka