Jatuh Cinta Dengan CEO Duda
Setiap hari penuh dengan rapat, negosiasi, dan tenggat waktu. Namun,
mun, setelah pertemuan pertamanya dengan Sinta, Arya tampak lebih sering meminta untuk ikut ke kant
Sinta. Interaksi mereka yang sederhana, seperti mengerjakan pria kemarin, berbicara te
mengantuk. Setelah mempersilakan Arya duduk di sofa ruangannya, Dimas mulai bekerja sepert
n mendongak dan tersenyum melihat
pi... Papa bilang saya haru
a?" goda Sinta sa
gangguk
nta? Tapi kerjaannya serius, lho," kata
b Arya deng
tu Kak Sinta menggambar benda-benda yang ada di ruangan ini. Nanti kita
ecil di dekat jendela. Sinta diam-diam kagum pada detail gambar Arya, meskipun
elihat Arya dan Sinta duduk bersama di meja Sinta. Anak itu terl
panggi
, sedikit terk
ngganggu kerja
Arya membantu saya, kok. Dia menggambar benda-benda di ruangan ini. Liha
seni anaknya. Ia tidak berkata apa-apa, hanya mengangguk dan kembali masu
eraian. Anak itu sering menarik diri, menghindari orang baru, dan lebih memi
agi kamu berangkat
a,
n kerjanya. Tapi tetap sesekali pri
*
lagi dengan di antar supir. Anak delapan tahun itu terlihat ceria, Dia l
seru Arya saat
sedikit terkejut dan mendongak
yang kita kerjakan bersama, dapat nilai ba
Sinta ikut bahagia
a k
Kamu bisa mengingat sem
Arya mengangkat kedua jemp
ngar suara Arya dan Sinta. Lalu dia berjalan keluar dan melihat Arya sedang bersama Sinta. Senyu
*
sekolah. Kadang-kadang, ia membantu Sinta dengan pekerjaan ringan, seperti mengatur kertas atau mencocokkan warna file deng
suka pizza?"
semangat. "Iya! Tapi P
sibuk. Tapi nanti kalau ada wakt
rya tampak
mu harus janji mau k
a kecil dan
tar betapa baiknya Sinta dalam menangani Arya, bahkan lebih baik daripada pengasuh Arya sebelum
dari kejauhan. Ia melihat bagaimana Arya yang biasanya pendiam menjadi lebih bersemangat ketika berbicara d
ntu Sinta menyusun dokumen, Dimas me
ngin bicara,"
meninggalkan Arya di mejanya.
bicara. "Saya perhatikan Arya ser
ya, Pak. Dia anak y
ingin mengucapkan terima kasih karena kamu membuatnya nyaman,''
yang berbeda. Ia mengangguk pelan. "Sama
smu,'' ujar Dimas, kembal
bisa menghilangkan pikiran bahwa kehadiran Sinta
*
ya kepada Arya. Saat makan siang, ia memesan
sambil meletakkan kot
ra. "Pizza! Terima
, jadi sekarang ini pizza spe
bagai hal. Arya bahkan menceritakan beberapa cerita lucu dari
, melihat mereka dari pintu. Ia tidak berkata ap
tahu bahwa Arya membutuhkan figur yang dapat memberikan perhatian dan kasih sayang, sesu
*
Arya dengan penuh semangat bercerita kepada aya
nget, ya. Dia juga lucu," ka
isa mengabaikan fakta bahwa Arya tampak j
lucu?" ta
ak Sinta j
taris, tetapi sebagai seseorang yang membawa kebahagiaan kembali ke hidupnya dan Arya. Padahal mereka baru mengenal beberapa hari ini, tapi entah kenapa Sinta bi