MAWAR EMAS SANG PEWARIS
elangkah masuk dengan gaun hitam elegan, wajahnya datar meski jantungnya berdegup kenc
rkan tangan, mengisyaratkan tempat duduk untuknya. "Akhir
tap tajam. "Dan sebaliknya, aku tidak tahu
lam ini bisa membuatmu mengenalku lebih baik. Kita di sini bukan karena
mam Lily, menahan nada s
atikan Dewa dengan saksama. Pria itu tampak sempurna-karismatik, percaya diri, ba
erasa berat, terutama di zaman seperti sekarang. Tapi aku percaya kita b
Apa kau benar-benar menganggapku partn
senyum kecil. "Aku suka kejuju
h tidak melanjutkan. Malam berlalu dengan obrolan
memantau dari jauh atas permintaan Lily. Ia berusaha menja
ntar Lily pulang, tetapi Lily menolak dengan sopa
Rehan yang berdiri di pintu. "Asis
Dia memang sangat
sedikit dingin. "Kalau begit
ngguk sebelum pe
terasa hening hingga L
at dia tad
ab dengan tenang. "Ya, Nona. Tuan De
dia tidak jujur. Senyumnya terlihat tulus, t
n. "Mungkin hanya kesan pertama, Nona. Tapi kalau An
n politik. Tapi entah kenapa, aku merasa Dewa pun
itu, ia memperhatikan gerak-gerik Dewa yang terlalu terkalkulasi
oba mengalihkan pikirannya dengan pek
g membawa secangkir kopi. "Untuk membantu
ma kasih, Rehan. Kau selalu
dering. Nama Dewa terpampang di layar. Lil
ap tegas. "Aku ingin mengundangmu makan malam
apa?" tanya
saja," jawab Dewa deng
tak nyaman. Rehan, yang memperhatikan ekspres
temu lagi malam ini. Aku tidak tahu apa ya
au Anda butuh sesuatu,
a seorang asisten, kehadiran Rehan selalu membuatny
ang dipilih ibunya, sebuah simbol keanggunan yang dipaksakan. Namun, pikirannya jauh dari kesan elegan
intu memecah
siap," suara Rehan
n," jawab Lily
i biasa. Namun, kali ini ada sedikit kerutan di dahin
terlalu bersemangat unt
emu seseorang yang bahkan tidak ingin kukena
na," ujar Rehan dengan
eyakinan. Namun, ia hanya terseny
kita
sebelumnya, Dewa sudah menunggu de
l berdiri. "Kau terliha
duduk tanpa basa-basi, langsung ingi
yang suka basa-basi, jadi aku a
mahami pentingnya pernikahan kita, tidak hanya untuk k
n tawa sarkastis. "Maaf, tapi aku tidak mel
um. "Lily, aku tahu kau cerdas. Dan aku suka itu. Tapi dunia ini tidak selalu tentang
rimu sebagai yang terb
"Kita tidak harus saling mencintai, tapi kita bisa saling m
penuh penilaian. Ada sesuatu di balik kata-kata Dew
Dewa," ujar Lily akhirnya, "kau harus
sinya. "Kau tidak mudah, ya? Itu bagus. T
k-gerik para tamu. Saat Lily akhirnya keluar dengan ekspr
Nona?" tanya Rehan sa
berbicara tentang bisnis, kemitraan, dan segala hal yang ti
, "Kalau Anda merasa tidak nyaman,
tu tampaknya tidak berlaku untukku, Reha
Lily yang tampak muram. Dalam hati, ia merasa marah
rencananya, Nona?"
lum tahu. Tapi satu hal yang pasti, aku tidak
n. "Saya mendukung ap
enyuman Dewa yang terasa dingin dan kalkulatif. Ia tahu ada
ambu