icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon

Aku Istrimu, Mas, Bukan Budakmu

Bab 3 Pesanan Lontong Sayur

Jumlah Kata:915    |    Dirilis Pada: Hari ini00:03

sepeda, kalau hari ini gak bisa suatu hari nanti kan juga bisa

kan langkahnya. Aku tak ingin kejadian

embaur dengan orang lain. Lagian kalung itu dibeli pakai uang anakku, jadi kamu gak berhak melarangnya. Orang yang

gis terus, Mas-mu tuh gak bisa bekerja kayak kamu jadi kamu yang sehat wajib membantu," ujar

ku, aku menggelengkan kep

mendengarkan omongan Mamak

ng, di lehermu kok ada semutnya

merasa digigit semut," bala

as kalung Kayla, dia tersen

yang," ucap Mas Tedy. Setelah

ng Kayla saat itu juga Mak Sarmi terse

ah, aku ngumpulin uang buat bisa beliin Kayla kalung. Kamu kok n

asihkan uangnya sama kamu untuk beli kalung buat

sekali tangan ingin melayang pada pip

it-pelit. Ingat, kamu di sini tuh cuma numpang jadi gak usa

mengajak Mas Tarji pulang. Rumah ka

ng, kamu bisa minta Sutri untuk menjualnya dan se

pasti senang sekali

kasih kepada Mas Tedy. Mas Tarji terlihat sangat berseman

sama aku. Apa kamu lupa kalau Mas Tarji belum mengembalikan kalungku dan s

engungkit-ungkit apa yang sudah kita berikan kepada mereka. Anggap saja itu sedekah, kita akan mendapa

akan semakin panas karena

dosa besar. Percuma setiap hari kamu bersedekah tetapi anak istrimu tak di nafkahi de

lan di warung sama jualan pulsa. La Mbak Sutri sama Mbak Tasih bisa dapat dari mana kalau suaminya nggak kerja, makanya aku bantu mereka s

arga dia kalau masih dibatas wajar. La ini semua kebutuhan orang tua dan kakaknya dialah yang

a. Memang seperti itulah saat kami berdebat, bukannya mencari solusi ju

apkan bekal makan untuk di bawa Mas Tedy k

l panen, tapi setelah tahu uang panen terakhir hanya diberi tak se

aku, Bu?" tanya Mas Tedy, mata

nyak yang habis. Barang habis, duit nggak ada, ya gimana?"

nggak mau bantu,

ke kebun pas balik dari pasar," lanjutnya sambil

ak peduli sama aku? Udah kusindir soal duit yang mepet, eh, dia malah enak-enakan

, kalau nggak lupa

otor tuanya menderu pelan saat ia berlalu, meninggalkan ak

tnya aku memikirka

-

Buka APP dan Klaim Bonus Anda

Buka