When I Met You (Ketika Bertemu Denganmu)
aktu itu. Beberapa kali juga dia masih sering membodohkan dirinya, karena apa yang telah dilakukannya mema
berapa badannya terasa nyeri, mirip saat dia akan mengalami m
lan ini sering begadang untuk mencari lowongan pekerjaan. Nyatanya, lulus dar
a tidak bisa menahannya lagi. Detik berikutnya, Belva telah ber
ambung kuning yang menyebarkan rasa pahit di rongga mulu
encari pekerjaan sampai membuatnya sering melupakan makan, dan be
mual pada perutnya tidak kunjung membaik. Belva pikir, mungkin
a bergegas ke dapur untuk membuat sarapan sederhana yang bisa m
ggang sosis. Setelahnya, dia kembali berpikir, lebih baik teh panas atau susu. Meskipun susu terdengar bisa memenuhi kebutuhan proteinnya, tapi kondisi perutnya ya
emuji pilihannya sendiri. Omelete dan sosis yang masih hangat segera dia
sebelum kembali mencari lowongan pekerjaan melalui laptopnya lagi. Saat ini, dia sem
ebasan terhadap keputusan untuk menjalani hidup. Memang benar, tapi dia tidak pernah memba
anti siang saja saat dia selesai beristirahat. Namun, saat dia baru mulai merebahkan d
l. Kali ini, semua makanan yang telah dia santap tadi terbuang semua. Belva terengah-engah.
a ada sesuatu yang parah di dalam dirinya. Sambil kembali merangkak ke atas kasur, Belva
*
ggil seorang reseps
an menghampiri sang resepsionis
mum, setelah itu Anda akan dipanggil sesuai den
dan tersenyum. "B
keluarga Ducan. Ibunya adalah salah satu pekerja di keluarga Ducan, dan secara kebetulan, dia berhasil kuliah di universitas bergengsi juga karen
ai berkurang sejak dia berhasil istirahat siang tadi. Masih
inya, kemudian menatapnya lekat-lekat s
liki mata bulat dan rambut ikal berwarna pirang yang mengilat terkena pantulan
kakak cantik. Ayo ke
tersenyum. "It's oke
"Maaf karena dia telah mengganggumu. S
erus memperhatikan keduanya. Lucu sekali. Entah kenapa, Belv
eorang perawat yang baru saj
kencang. Tiba-tiba dia takut ada penyakit aneh yang tiba-tiba bersarang di dirin
rapa orang yang sedang duduk di bangku tunggu terlihat memberikan simpatinya. Mun
ngat tidak masuk akal, tapi juga terdengar masuk akal. Gadis itu berjalan tanpa
dokter yang menanganinya tadi. Kedua tangan Belva menangkup
mbuatnya hamil? Terlebih lagi, pria yang melakukannya ad
nunjukkan bahwa dia benar-benar hamil. Sementara mual dan muntah yang dia ya
a bo
karena tidak kunjung mendapatkan pekerjaan, kali ini dia langsung dibawa paksa masuk k