When I Met You (Ketika Bertemu Denganmu)
h hotel bintang lima. Perutnya sedikit mual, tapi tidak membuatnya
Universitas ternama di Inggris itu sedang berjuang untuk menemukan kamar yang telah disewa oleh E
uah klub. Selama ini, kedatangannya di kelab bisa dihitung tidak lebih dari sepuluh jari. Baginya, hal yang terpenting
memastikan apakah nomor yang sedang dia lihat benar dengan ingatan
memiliki kartu akses untuk masuk ke dalam kamar.
uka pint
pintu kamar sambil meneriaki nama sahabatnya tersebut. Padahal, Elea sendiri mas
lva kembali berteria
erjatuh karena selama itu tub
elva tanpa melihat pada siapa yang membuka pintu. Dia terus berjalan
atanya sedikit sambil meracau. "Hei, tapi kenapa k
r serta mendelik karena melihat sosok pria tampan yang sedang menaikkan sebelah alisnya, menatapnya tajam dan hanya mengenakan handuk di bagian bawah. Rambut
aja Belva bisa memegang dada bidang pria itu, dan mer
pun. Dia hanya menatap tajam pada Belva, terlihat hera
ku bertemu dengan pria seperti ini jika ti
seru pria
dengan benar." Belva mendesis, semak
dilewatkan. Dirinya terus mendorong tubuh tegap pria tampan itu hingga mene
ejolak yang sengaja dibangkitkan oleh Belva. Situasi seperti ini, adalah satu hal yang selalu dinantikan
han jika terus mendapat sentuhan dari seorang perempuan. Terlebih lagi, Belva adala
awanya ke atas kasur. Gadis itu mendesah, saat sang pria mulai menyapukan bibi
dekapan. Meskipun ini pertama kalinya bagi Belva, tapi dia telah
angi aset si pria yang telah menegang. Menyadari hal itu, pria itu juga segera
melesakkan miliknya pada liang basah Belva. Terasa sempit, dan sesak
g semakin cepat dan membawanya ke puncak k
*
mbus mata. Tubuhnya terasa sakit semua. Dia mengera
pa-apaan ini? Dia merasakan ada embusan napas yang teratur di leher
tak, dia hampir saja meloncat dari tempatnya sekarang, tapi segera dia u
a di sebelahnya tanpa berusaha membangunkannya. Dalam hitungan detik, Belva mengingat ke
giamana bisa seorang Belva Halburt yang selama ini sangat menjunjung dan mempertahank
do
era pergi dari kamar hotel itu sebelum pria yang masih terlelap itu benar-benar bangun. Demi
ngenakannya kembali. Kemudian sebelum pergi, dia mengambil high heels hitam mengilat yang ter
nya semalam. Sial! Siapa sangka jika mabuknya semalam, justru harus dia bayar d
a. Wajah pria itu sangat tampan, begitu juga dengan tubuhnya yang luar bi