ANTARA JANJI DAN DUSTA
g semakin memuncak. Ia berusaha untuk tetap fokus pada pekerjaan, menjaga keluarganya, dan menjalani rutinitas seperti bia
di antara mereka. Mereka saling bertemu secara diam-diam, di luar pekerjaan, dengan alasan bisnis atau s
tuk bertemu di sebuah kafe di pinggir kota, jauh dari keramaian dan mata-mata. Reza merasa cemas-i
masuk, ia mengangkat wajahnya dan tersenyum. Senyuman itu, senyuman yang penuh makna, membuat ha
dengan lembut. "Kamu
ap. "Aku hampir tidak datang," katanya, mengalihkan perhatian dengan b
sudah sepakat, kan?" ujarnya sambil menatap Reza, seolah menunggu konfi
ekan. Mereka sudah saling sepakat-ini hanya hubungan tanpa ikatan, tanpa komi
semakin dalam perasaan yang tumbuh
ba meyakinkan dirinya sendiri. Namun, meskipun mereka sepakat untu
ersalah. Ia tidak tahu bagaimana cara keluar dari lingkaran ini. Maya bukan sekadar wanita yang menarik-ia adalah c
pisah. "Aku senang bisa bertemu lagi, Reza. Ki
enuh semangat, sesuatu di dalam dirinya membuatnya ragu. Ia sudah terpe
un. Tanpa berpikir panjang, Reza membala
asa lebih santai, lebih nyaman berada di dekat Maya, meskipun di dalam hatinya ada perasaan yang tak bisa ia ungkapkan. Mereka be
za, bagaimana kalau kita... menjadikannya lebih dari sekadar ini?" tanyany
a yang penuh kebingungan dan ketegangan. "Maksud
apa kali. Setiap kali bertemu, rasanya semakin sulit untuk mengabaikan perasaan i
berhati-hati dengan kata-katanya. Namun, perasaan yang muncul dalam dirin
u?" tanya Reza, suaranya l
abnya, lalu menyandarkan tubuhnya ke kursi, mendekatkan wajahnya ke Reza.
perangkap. Maya begitu dekat, begitu menggoda. Ia bisa merasakan aroma parfum wani
.kan?" Maya bertanya lagi, kali ini suaranya le
makin menekan, namun di sisi lain, ada gairah yang mengalir begitu kuat. Ia tidak bis
isa melakukannya. Tapi kita harus hati-hati,
Aku mengerti, Reza. Jangan khawatir. Kita
ereka mulai bertemu lebih sering, menyelinap di antara waktu dan ruang, membangun sebuah dunia yang
m dirinya membuatnya sulit untuk berhenti. Maya telah menanamkan benih dalam hatinya-dan ki
g jauh dari kota, di restoran yang jarang dikunjungi orang, atau bahkan di apartemen sewaan yang tidak diketahui siapapun. Awalnya, pertemuan mereka hanya sekadar untuk ber
untuk dilepaskan. Ada kecemasan yang selalu menyertai pertemuan mereka, tetapi juga ada perasaan hidup yang tidak bisa
kembali. Namun, meskipun ia tahu hubungan ini bisa merusak segalanya, ia tidak bisa menahan diri. Setiap ka
Ia sudah beberapa hari tidak bertemu dengannya, dan rasa rindu yang semakin mendalam tak bisa lagi ia bendung. M
li ini senyum itu terasa lebih menggoda. "Kamu datang juga
han diri lagi," jawabnya, sedikit tegang
intu dengan hati-hati. Ada kesan bahwa mereka berada dalam dunia yang hanya milik me
a dengan cahaya redup. "Aku senang kamu datang. Aku merasa seperti ada yang hilang tanpa
beda pada malam itu. Mereka berdua sudah sering bertemu, tetapi kali ini, suasanany
" kata Reza, suaranya pelan. "Aku mera
a. "Tidak perlu takut," ujarnya dengan lembut. "Kita bersama dalam ini, Reza
nuh gairah, seolah-olah mereka sudah tidak sabar lagi untuk menjelajahi setiap bagian diri satu sama lain. Reza memb
asa bersalah, Reza," katanya, suaranya hampir bisu. "Tapi aku ingin kamu tahu... kamu tida
kontrol. "Aku tidak tahu bagaimana aku bisa terus seperti ini, Maya," kata Reza
asa hidup di sana?" tanyanya, tatapan matanya tajam dan penuh makna. "Apakah kamu merasa dihargai,
ak-anak mereka. Namun, di sisi lain, ada perasaan yang mulai membakar dalam dirinya setiap kali b
Reza, suaranya rendah, hampir seperti bisikan. "A
ta tidak perlu mencari jawaban sekarang," katanya dengan suara penuh kepercay
ng mereka ciptakan. Semua perasaan, ketegangan, dan kebingungan yang ada, seolah-olah meleleh dalam pelukan mereka. Reza tahu ia sedang berada di tempat yang berbahaya, t
amun, ia juga tahu, bahwa perasaan yang ia rasakan di dalam dirinya bersama Maya adalah sesuatu yang tidak bisa ia temui
hanya sebuah pelarian dari kenyataan yang akan berakhir dengan kehancuran. Namun, satu hal yang
airah, namun juga penuh dengan kebohongan-akan segera menguj
ambu