Asisten Pribadi CEO yang Terlalu Mempesona
g menggelegar itu. Tentu saja hal ini membuat sebagian besar masyarakat kota Metropolitan malas menapakkan kakinya keluar rumah. Walaupun perut keroncongan meminta jatah m
ja di bawah naungan sebuah aplikasi modern berbasis jasa mobilitas pun dengan penuh tanggung jawa
rikan bosnya untuk menerjang hujan. Ia tak lagi memperdulikan dinginnya air yang mengguyur seluruh badan memb
. Kemudian meraih ponsel pintar yang tersimpan di dalam saku celana jeansnya. Lona pun memence
kantor Putra Perkasa," ucap Lona pa
a kesana sekarang,
tunggu." Tut. Hubu
tangan basah yang melapisi kulit tangannya yang mulai berkerut. Huft. Huft. Huft. Beberapa kali Lona meniup kedua
akang Lona. Wanita yang masih berada di
ona balik. Sambil menstandarkan motorn
jawabny
na dengan mulut yang berbusa. Rasanya ia ingin meneteskan air liur saat mengatakan makanan yang pastinya akan enak jik
' batin Lona sambil menyerahkan lima
udah bayar lewat aplikasi," sahut
umam. Senyum Lona pun meredup. Huft.
n makanan untuk Karen,' batinnya nelangsa. Sambil
at ia pun segera naik ke atas motor yang terparkir di sampingnya. Ia ingin segera pulang dan bertemu dengan putri kesayangannya
lelaki paruh baya itu terlampau baik pada Lona. Padahal bukan hanya Lona anggota baru di sana, tapi perhatian lelaki tua itu pada Lona sangat berbeda dengan sikapnya pada ojol yang lain. Apalagi pada anggota lama. Makanya tidak satu dua orang yang iri sama Lona ba
bulan ini sudah menghidupi Lona dan juga Karen, putri semata wayangnya. Lona pun terpaksa berhenti di pinggir jalan yang cukup lapang, sebab ia tidak menemukan tempat berteduh di s
ali layar datar itu. Lalu se
uga bonusnya," gumam Lona sambil terus menatap layar gawainya. "Gue ambil aja deh. Lagian di deket sana kayaknya ada warung makan murah. Gue bisa beliin Karen makan malam. Seharian i
yang lalu proses perceraiannya dengan sang mantan suami selesai. Ia pun pergi berdua bersama sang an
tu saja. Bahkan, dengan tega ia tak memberikan sepeserpun uang untuk bekal hidup mereka di saat Lona pergi
na sambil terus mengemudikan motor maticnya diantara derasnya guyuran hujan. 'Maafkan, Bunda ya Nak. Gara-gara Bunda tidak bisa membahagiakan kamu. Kamu jadi harus menga
mpai-sampai ia pun mengendarai motornya dengan tidak fokus. Saking asyiknya melamun, Lona sampai tid
ak