CINTA YANG BERPALING
ng tamu. Sudah pukul sepuluh malam, dan Arya belum juga pulang. Sudah hampir dua bulan terakhir in
kartun kesukaan mereka. Lia menggigit bibirnya pelan, menahan rasa kesepian yang mulai membebani hatin
ntu dibuka. Arya muncul di ambang pintu,
tanpa menatapnya. Ia hanya melepas jas
an keinginan untuk mengeluarkan k
Arya. Udah makan
nya menjawab singkat,
acuh, lalu menghela napas panjang. Ia merasakan jarak di anta
malam? Apa ada yang bisa aku bantu?" Lia memberan
annya lagi. "Proyek kantor lagi sibuk, Lia. Ini bu
, seolah meminta Lia untuk tidak lagi mengajukan pertanyaan lebi
uat keluarga, Arya? Anak-anak sering nanyain kamu," ucap L
kamu tahu ini buat kita juga, kan? Jangan egois.
nduk, berusaha mengumpulkan sisa-sisa ketegaran. Tanpa membalas ucapan suaminya,
ri mematung di ruang tamu. Saat suara langkahnya menghilang di ujung lorong
an kesepian yang perlahan-lahan menggerogoti hatinya. Dalam hati, ia masih mencintai Arya. Ia ingin su
an terasa hambar. Lia mencoba menghidupkan suas
ikahan kita. Kamu ingat, kan?" tanya
ngangguk pelan. "Hmm, iya... nanti kita lihat aja, ya.
senyum kecil, berusaha menyembunyikan kekecewaa
jalanan pulang, ia hanya terdiam di dalam mobil, merenung. Saat itulah pikirannya kembali melayang ke
ak menarik lagi bagin
ibukkan diri dengan pekerjaan rumah dan kegiatan lain, tetapi rasa sepi terus m
as, memandangi langit malam yang gelap. Sambil memeluk lutut, ia
terlalu lama. Jika Arya terus mengabaikannya, ia takut perasaa
lnya bergetar. Dia mengambilnya dengan perasaan malas, berpikir mungkin han
m Lia lirih,
ertahun-tahun tanpa kabar. Rasa heran sekaligus penasaran merayap dalam
ma tak bertem
at yang membuatnya tersenyum mengingat sosok Bayu dan kenangan mereka bersama. Di sisi lain, ia m
r, jemarinya mula
Aku baik. Ka
a kabar dan membicarakan hal-hal kecil yang terjadi selama bertahun-tahun ini. Dalam setiap balasan, Lia merasa
ercakapan,
ang aku masih ingat obrolan kita tentang impian ki
ngganya yang terasa hampa kepada Bayu? Namun entah kenapa, ia merasa s
dang aku merasa kesepian, Bayu. Arya... suamiku
n memang membuat kita jauh dari orang-orang yang kita sayangi. Tapi jangan
hatinya dengan lembut. Pembicaraan dengan Bayu malam itu seperti oase di tengah gur
a dengan Bayu. Ia tahu seharusnya ia tidak melibatkan diri terlalu dalam, tapi hati kecilnya merasa baha
gi, ia berusaha fokus mengurus anak-anak dan menyiapkan kebutuhan mereka unt
ng suaminya dengan perasaan getir. Dia tak berusaha mengucapkan selamat
enerima pesan
waktu, mungkin kita bisa ngobrol sebentar? Tapi kalau nggak bisa, aku nge
alah keputusan besar, dan ia tahu ada risiko di balik pertemuan itu. Namun, rasa
hirnya ia mengetik balasa
an ke sana.
alas, "Aku akan
nyak hal yang berubah, namun ketika matanya menangkap sosok Bayu yang
kursinya, menyambutnya dengan ramah.
canggung. Mereka pun duduk bersama dan mulai berbicara. Awalnya, percakapan mereka sepu
a membuka diri, menceritakan kehidupannya yang terasa k
erasa diabaikan... Aku tahu seharusnya aku mendukungnya, tapi aku juga punya perasa
hening, ia berkata, "Kamu layak merasa dicintai, Lia. Kamu wanita y
lam keheningan yang panjang. Tanpa mereka sadari, suasana di antara m
yang membahayakan: kehadiran B
ambu