icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon

CINTA YANG BERPALING

Bab 4 Panggilan dari Masa Lalu

Jumlah Kata:1345    |    Dirilis Pada: 08/11/2024

di ruang kerja, Lia duduk di sofa dengan ponsel di tangan. Jemarinya bergerak r

a, kamu l

lama sebelum pes

aku bebas. Kam

l panggil. Dalam beberapa detik, suara Bima yang dalam dan hangat

ama sejak terakhir kali a

merasa nyaman, seperti kembali ke masa-masa SMA mereka, ketika ta

lagi seperti ini. Aku bahkan lupa kapan terakh

. ada yang hilang selama ini, d

, dan itu membuatnya semakin merasakan kehadiran lelaki itu, meski hanya lewat suara. Perlahan, ia merasa bahwa perc

adang merasa terjebak dalam rutinitas. Setiap hari, bangun, ngurus rumah, ana

ngkan bagian dari diri kita yang paling murni. Aku senang kalau

Arya akhir-akhir ini. Arya selalu pulang terlambat, sering kali terlelap sebelum mereka sempat bi

ak benar-benar didengar di rumah ini. Arya semakin sibuk dengan pekerjaan

a dihargai, merasa diperhatikan. Dan kalau Arya nggak bisa memb

kan. Tapi, ia juga merasakan ada rasa bersalah yang perlahan merayap. Ini tak seharusnya terjadi-Bima ha

ntang pekerjaannya, tentang kehidupannya yang kadang juga terasa sepi. Mereka berbicara tentang hal-hal keci

lau suatu saat kita akan keliling dunia bareng-bar

terasa begitu jauh tetapi masih

ulu punya mimpi besar sekali

esempatan kedua, kamu mau

ertanyaan itu lebih dalam daripada yang terlihat. Ada har

auh berbeda sekarang. Tapi, bicara denganmu... en

h jalan yang berbeda. Tapi selama masih ada ruang untu

sakan. Meski hatinya bercampur dengan perasaan bersalah, ia tak ingin menghentikan

apan itu akhirnya berakhir d

Kamu benar-benar sudah m

mbuatmu tersenyum lag

lamat ma

kencang. Sebagian dirinya tahu bahwa ini salah, namun ia tak bisa menghentikan dirinya untuk menginginkan lebih. Ia menatap lan

lam hidup Lia yang kesepian menjadi seperti pelarian, tetapi juga tempat di mana ia merasa berharga.

epalanya, membuatnya merasa bahagia sekaligus bersalah. Ia tahu, perhatian yang diberikan Bima membuatnya mera

ke dapur, masih setengah tertidur, namun seger

a: P

Mas. Mau k

ja. Banyak ke

antara mereka, meski Arya berada di ruangan yang sama. Pikirannya kembali teringat pada Bima, ya

kopi pada Arya, Lia men

buk sekali ya? Kadang... aku kange

lalu kembali menyesap ko

banget proyek. Nanti kalau sudah selesai

seakan menutup pintu untuk percakapan lebih lanjut. Selalu ada "nanti" untuk Ar

bicara melalui telepon atau pesan singkat. Bima selalu ada untuk mendengarkan cerita-cerita keci

a seperti biasa terfokus di ruang kerja, ponsel

a kita dulu suka duduk. Rasanya masih sama,

dangi pesan itu cukup lama

Anak-anak sudah tidur, dan

sana, mendengar cerita kamu samb

e kecil tempat mereka biasa bertemu semasa SMA. Ia tahu, imajinasi

tapi aku senang bisa menjadi tempat kamu berbagi. Aku s

, sesuatu yang sudah lama hilang dari kehidupannya bersama Arya. Namun,

inya sendiri, Lia pun membala

enapa aku begitu nyaman bicara sama kamu lagi. Mungkin kar

Lia. Mungkin itu tetap ada di sini... untuk mengi

bah dalam dirinya. Tiba-tiba, percakapan sederhana ini tak lagi terasa seperti nostalgia. Ia menyadari ba

isi kekosongan yang telah lama ia rasakan. Hingga larut malam, Lia masih

ambu

Buka APP dan Klaim Bonus Anda

Buka