DILEMA Antara Nyaman dan Cinta
A
retakan h
ki, aku dan Nana hanya keluarga kecil yang sederhana. Kami dengan keegoisan
i lain, Nana selalu ingin agar kita tinggal di rumah orangtuanya. Karena Nana wanita yang sangat dimanjak
ang sore hari. Setelah sore, aku melanjutkan mencari uang dengan menjadi ojek online di kota tempatku t
isa mengabulkan permintaannya untuk tinggal di rumah orangtuanya. Selalu saja ada perm
lap tidur sehingga yang membukakan pintu adalah ibu, lalu aku membersihkan
aku pun langsung masuk ke dalam kam
Kapan? Kok gak ked
etidaknya aku pertama melihat wajah dia saja sudah melepaskan rasa lelahku, ap
ek, badan rasanya
ri ini? Mana set
n besok kerja sekaligus ngojek lagi. Hatiku sebenarnya ingin sekali tahu kenap
lelah dan berharap ada sikap darinya. Aku melihat dari wajah Nana bahwa ia tidak betah tinggal di
akan shalat berjamaah, tapi setelah dibangunkan berkali-kali di
kan sarapan untukku. Aku melihat Nana sudah te
yuk, ibu sudah sia
makan, anak-anak saja
iam di atas kasur dan aku melihat dia
pa? Apa ada ma
uatu yang mengganjal di dalam hatinya,
u mmmmh
a terhenti, "kena
mau tinggal di rumah orangtuaku?, tapi kalau p
sementara dia tidak mengajak aku untuk tinggal. Dari situ a
ukan kamu dengan baik, anak-anak pun ibu bantu urus, dan ibu
nunduk lalu aku segera bergegas per
intu. Setelah selesai membersihkan diri, aku langsung masuk ke dalam kamar dan meliha
pa aku tidak terlalu memperdulik
u tiga malam saja, tapi kalau papah tidak mau ikut ju
makin berfikir, ada apa ya, kenapa aku tidak di ajak atau di
�🍁�