Dibuang Suami Diratukan Boss
akan kecil di dalam perutnya seolah menjadi pengingat bahwa ia tak sendiri lagi. Anak ini adalah harapan barunya,
datang tak diundang, membawa perasaan luka yang belum sepenuhnya sembuh. Alya berusaha untuk tetap tegar, namun terkadang, ia tak bis
mulai melihat sisi lain dari dirinya. Adrian adalah seseorang yang, di balik sikap dinginnya, ternyata memiliki perhatian yang tulus dan keteg
mendengar ketukan di pintu. Saat ia membuka pintu, Adrian berdiri di sana, me
saja," ucap Adrian, meletakkan bunga itu d
bingung dengan sikap Adrian yang begitu peduli. "Terim
, Alya. Aku hanya ingin kau tahu, aku ada di sini. Aku tahu sem
benar memahami beban yang ia rasakan. Di tengah kebingungannya, Alya mendapati dirinya
takut... Aku takut kalau suatu hari nanti, kau a
ang sama padamu. Aku mengerti rasa takut dan sakit yang kau alami, tapi aku berjanji, aku akan menjadi ayah ya
memberikan sedikit harapan di tengah kegelapan yang ia rasakan. Namun, meski begitu,
ergetar. "Aku butuh waktu... Aku butuh w
kan menunggumu, Alya. Berapa lama pun yang
eseorang yang selalu hadir di saat ia membutuhkan. Ketulusan Adrian sedikit demi sedikit membuka h
k yang tak asing baginya dari kejauhan. Jantungnya berdetak kencang saat melihat
a yang sudah semakin besar. Wajahnya berubah, campuran antara kaget dan marah. Nadya, yang
nggalkanmu, Alya?" tanya Raka dengan nada m
un, Adrian segera melangkah maju, berdiri di
as. "Kau yang meninggalkannya, dan kau yang memilih untuk men
ria lain. Apakah ini balasan atas apa yang terjadi selama in
suara gemetar namun penuh ketegasan, ia menjawab, "Aku mungkin tidak bisa memberikanmu keturunan, tapi se
n Alya, berbisik kasar pada Raka, "Ayo pergi da
ta apa-apa lagi. Ia menggenggam tangan Nadya erat, lalu pergi,
nahan tangisnya lagi. Adrian dengan lembut meraih bahunya, menenangkannya tanpa berkata apa-apa. Ia m
di tempatnya bersandar, seseorang yang tulus menerima dirinya apa adanya. Dan untuk pertama kalinya, ia merasa bahwa