RAHASIA DI BALIK CINTA
berada di dapur, membersihkan sisa makan malam. Piring-piring yang biasa mereka cuci bersama, kini menjadi tugas Maya seorang. Sejak bebera
ampai larut malam tentang segala hal-dari pekerjaan hingga impian masa depan. Namun, malam-malam seperti itu semakin jaran
ya tampak serius, jarinya bergerak cepat di layar, seolah-olah sedang mengetik pesan penting. Maya duduk di sebelah
a pelan, suaranya berusaha tetap tenang mesk
sinya yang terasa aneh bagi Maya. "Iya, banyak kerjaan.
ka Adrian bangkit dan berjalan ke kamar mandi, meninggalkan ponselnya di meja, Maya merasakan dorongan kuat untuk memeriksa
yang biasa mereka gunakan untuk berkomunikasi. Awalnya, semuanya terlihat normal-pesan dari rekan kerja, beberapa notifikasi media stapi kata-katanya mengandung nuansa yang mem
lagi besok. Selalu menye
mengapa pesannya terasa begitu intim? Dia membaca pesan-pesan sebelumnya, namun Adrian telah menghapus b
empatnya. Hatinya berdebar keras, dan pikirannya dipenuhi dengan berbagai kemungkinan. Apakah Adr
yadari bahwa Maya baru saja membuka ponselnya. "Aku akan
da badai emosi yang berkecamuk. "Sebentar
pasnya teratur. Namun, bagi Maya, malam ini terasa lebih panjang dari biasanya. Kata-kata dalam pesan itu terus berputar di benaknya. Di
kepada Adrian tentang pesan itu, tapi di sisi lain, dia takut dengan jawabannya. Bagaimana jika d
tidak ada yang terjadi, sementara Maya berusaha menyembunyikan rasa gelis
hirnya tak bisa menahan diri lagi. "Ad, siapa Sisk
presi bingung, tapi hanya sekejap. "Siska? Oh, d
i ponselmu," jawab Maya dengan hati-ha
seperti yang kamu pikirkan. Siska memang teman dekat, tapi tidak ada
di perutnya semakin kuat, tapi dia tidak ingin memperpanjang masalah tanpa b
aik saja. Ada sesuatu yang disembunyikan oleh suaminya, dan dia tidak bisa berpura-pura bahwa semuanya normal. Pesan singkat dari wanita bernam
ngkuh, tapi nalurinya mengatakan sebaliknya. Mungkinkah semua yang selama ini tampak sempurna hanya sebuah kep
ofil yang terlihat sesuai dengan apa yang dia tahu-seorang wanita muda dengan rambut sebahu, bekerja di kantor yang sama dengan Adrian. Profilnya dipenuhi dengan foto-foto yang tampak bahagia-kumpul bersama
bagi siapa pun yang melihat sekilas, tetapi bagi Maya, ada sesuatu yang terasa janggal. Mata Adrian, cara dia menatap Siska-itu bukan hanya tat
uatnya takut akan jawaban yang mungkin dia terima. Tapi diam juga bukan pilihan. Dia tahu bah
Namun, kali ini dia tidak merasa bersemangat seperti biasanya. Pikiran tentang Adrian dan Siska menghantui langkah-la
u," ujar Dina, salah satu sah
an awal tentang kehidupan sehari-hari, pekerjaan, dan rencana liburan tidak bisa
ucap Maya pelan, menghentikan percakapan. Teman-temannya
man yang paling dekat dengannya
kan di ponsel Adrian. Tentang wanita bernama *Siska*, dan tentang bagaimana Adrian mengkla
Dina bertanya hati-hati. "Pesan seper
an bersikeras bahwa itu hanya pekerjaan. Meski begi
ta lembut, "Maya, jika kamu merasa ada yang salah, mungkin kamu harus mencari tahu lebih lanjut. A
benar Adrian menyembunyikan sesuatu, apa yang harus aku lakukan? Bagaiman
ius," ujar Dina. "Jangan biarkan masalah ini membe
hilang. Setelah beberapa jam di kafe, Maya pulang dengan perasaan campur aduk. Di satu sis
stur atau perilaku Adrian yang berbeda, sesuatu yang mungkin bisa memberinya petunjuk lebih jelas. Namun, Adrian t
?" tanya Maya ketika Ad
imana?" jawab Adrian sambil tersenyum, tampak
ng di ujung lidahnya, tapi dia tak bisa melontarkannya. Mungkin karena takut jawaban Adrian a
n nyata. Terselubung di balik senyuman dan percakapan ringan, ada kebenaran yang menunggu untuk t
ambu