BAYANGAN DI BALIK JENDELA
a, menatap layar yang memperlihatkan rekaman dari kamera yang dipasang di dekat jendela kamarnya. Selama beberapa jam, tidak ada yang t
lagi. Kali ini, sosok itu lebih jelas dan lebih nyata. Bukan hanya bayangan biasa yang terbentuk oleh cahaya, melainkan sesuatu yang seolah-olah memili
lah-olah sedang mengamati sesuatu di dalam rumah. Tidak ada orang di luar, tidak ada sosok fisik yang bisa melemparkan bayan
rat lengan kursinya, menatap layar dengan ngeri. Bayangan itu tampak hidup. Sosoknya samar, na
itu lagi, mencoba menganalisis setiap detik yang berlalu. Tidak ada suara, tidak ada tanda-ta
k laptopnya, mencoba memeriksa koneksi kamera. Semua tampak baik-baik saja, tapi kameranya benar-benar
a-tanda orang yang melintas. Namun, Dina tahu bayangan itu ada di sana, di suatu tempat. Mesk
ar-mandir di kamar. Apa yang sedang ia hadapi? Apakah ini semacam fenomena supranatural? Apa
nah melihat sosok bayangan sebelum menghilang. Dina menelan ludah, mencoba melawan rasa takut yang semakin mencengkeramnya.
Jam di dinding berdentang pukul 3 pagi, dan suasana di dalam rumah semakin tegang. Dina memutuskan untuk tidak tidur. Ia menyalak
rsi kayu. Dina membeku di tempatnya. Suara itu datang dari arah pintu depan. Dengan napas tertahan, ia be
menguncinya sebelumnya. Dina menelan ludah dan meraih gagang pintu, menutupnya dengan cepat samb
sampai ia mengungkap misteri yang menyelimutinya. Sesuatu yang gelap, yang kuno, ber
hanyalah permulaan. Apa pun yang terjadi di rumah ini, bayangan itu akan terus datang, menuntut jawaban, menuna yang misterius itu pasti tahu sesuatu yang lebih dari yang sudah ia katakan. Malamhasil merebahkan tubuhnya di sofa. Meskipun kelelahan menghampiri, tiduran menjadi mustahil karena pikiran dan kecemasan yang terus
ut. Dina berdiri dan memutuskan untuk mengambil tindakan lebih lanjut. Ia menyadari bahwa waktu y
dan rekaman kamera yang rusak. Ia memasukkan semuanya ke dalam tas dan memutuskan untuk menuju rumah Bu Ratna secepat mu
t sama seperti sebelumnya-sebuah rumah tua dengan taman kecil yang rapi. Dina men
it bingung, namun tetap sopan. "Selamat pagi, Nak. Ada apa?" tanyan
u Ratna. Saya mohon maaf jika mengganggu di pagi hari. Saya mengalami be
edikit rasa khawatir di matanya. "Oh? Ayo
yang empuk, dan Dina mulai menjelaskan semua yang terjadi-dari bayangan yang muncul di jendela,
seksama. Wajahnya semakin serius seiring berjalannya cerita. Ketika Dina sel
an. "Rumah di Jalan Kencana memiliki sejarah yang sangat gelap. Sebena
rap. "Apa yang Ibu ketahui? Bag
t. Ada legenda di kota ini tentang roh atau entitas yang tidak pernah tenang. Mereka adalah jiwa-jiwa yang terperangkap an
adi, itu yang saya lihat di jen
g kau baca. Mereka tidak sendirian dalam merasakan hal ini. Sebelum mereka menghilang, mere
" tanya Dina dengan penuh harap. "Atau
ka cari. Mereka bisa lebih tenang jika mereka mendapatkan apa yang mereka cari. Mungkin a
lah terjadi di rumah tersebut yang bisa menjelaskan s
ikan petunjuk. Aku pernah mendengar tentang benda-benda tertentu yang terhubung dengan kejadian-kejadian mister
dan meminta izin untuk kembali ke rumahnya dan mencari benda-benda atau catatan yang mungkin ada. Bu Ratna men
mah, ia memeriksa setiap sudut rumah dengan hati-hati. Mengingat saran Bu Ratna, ia mulai mencari benda-benda yang
membuka kotak tersebut dengan hati-hati dan menemukan beberapa benda lama-foto-foto, surat-surat, dan catatan pribadi. Salah satu catatan itu menarik per
rasaan campur aduk antara harapan dan ketidakpastian, ia membaca catatan tersebut dengan telit
pa pun yang ia temukan dari catatan itu, malam ini, ia harus siap menghadapi lebih banyak hal. Bayangan it
ambu