SELAMANYA MENANTIMU
damai dan menenangkan. Aria, seorang fotografer muda yang baru saja pindah ke sini, berharap dapat menemukan i
onan rindang, bangku-bangku kayu, dan air mancur yang menari-nari. Di tengah taman, matanya tertuju pada sebuah bangku kayu yang terletak di bawah pohon beringin tu
terpancar dari dirinya, atau mungkin karena tatapan matanya yang dalam dan penuh makna. Aria
menjaga jarak yang cukup agar tidak membuatnya merasa tidak nyaman. Namun, pria itu tidak menol
an suara lembut. "Apakah
warna cokelat gelap menatap Aria dengan int
gan suara yang dalam
" kata Aria. "
awab pria
merisik daun dan kicauan burung yang memecah kesunyian. Aria merasa
ini?" tanya Aria, berus
Dimas. "Se
tanya Aria lagi, menunjuk bu
b Dimas. "Terutama buku-buku
Saya juga suka membaca, tap
erbicara dengan Dimas. Ia menemukan bahwa Dimas adalah pria ya
Dimas, melihat kamera yan
pindah ke sini dan ingin menjela
" kata Dimas. "Jika Anda ingin, saya bisa
atanya berbinar. "Saya sa
Dimas. "Kapan A
?" tanya Aria. "Saya bisa m
b Dimas. "Saya
ertemuannya dengan Dimas di taman itu terasa begitu istimewa. Ia tidak
mpa besok,
umpa," ja
k sabar untuk bertemu dengan Dimas lagi besok. Ia merasa ada sesuatu yang istimewa ten
sebuah kisah cinta yang indah, sebuah kis
dan dimas ketemu lagi di tempat ya
Dimas, senyum tipis
a, jantungnya berdebar ke
elah kota. Rumah-rumah tua dengan arsitektur klasik, toko-toko kecil yang menjual aneka barang un
rapan. Namun, tatapannya sering tertuju pada Dimas, mengamati setiap gerak-gerik
tanya Aria, saat mereka berhenti
matanya menatap Aria d
gku itu?" tanya Aria, "Seolah-ol
lalu. "Aku memang menunggu, Aria," jawabnya akhirnya, suaranya terde
" tanya Aria, rasa penas
lah segalanya bagiku, Aria. Dia adalah cinta per
Aria, hatinya tergerak oleh kesedi
etar. "Dia pergi tanpa pamit, meninggal
ia, ingin mengetahui lebih ba
dan bodoh. Aku menyia-nyiakannya, aku tidak menghargai k
ya Aria, rasa simpati m
ahu, Aria. Aku tidak pernah tahu alasannya. Mungkin aku terlalu eg
cintaimu," kata Aria,
"Aku tidak tahu, Aria. A
rasakan Dimas, kehilangan seseorang yang dicintai. Ia ingi
" kata Aria, suaranya lembut. "Ceritak
eringat kenangan indah bersama wanita yang dicint
ri-hariku cerah. Matanya yang berwarna biru langit selalu memancarkan kece
, tentang masa-masa indah yang mereka lalui bersama, dan tentang perpisahan yang menyaki
" kata Dimas, suaranya bergetar. "Dia
dihan yang mendalam dalam diri Dimas. Ia ingin menghiburn
dirian," kata Aria, "A
a-kaca. "Terima kasih, Aria. Aku tida
rapan. Ia tahu bahwa Dimas masih mencintai Maya, dan ia ingi
ersama-sama," kata Aria,
apan yang menyelimuti hatinya. Ia percaya bahwa Aria akan membantunya untuk menemuka
mbun