Hasrat Terlarang dengan Atasan
n, wakil direktur yang baru saja bergabung di perusahaa
arus berbicara dengan hati-hati agar tidak menyinggung perasaan Alfian, tetapi sulit untuk menyembunyikan ketidakny
ian dengan santai tanpa nada melecehkan. "Lagipula kita bukannya
rkesan Alfian yang memandangnya. "Kamu cantik, dan saya yakin siapa pun yang melihatmu malam ini, d
itu terasa lebih santai dan menyenangkan. Dia bisa mengub
pinggangnya. Dia menahan diri untuk tidak menepisnya, meskipun da
yang berdebar kencang. Gaun merah yang dia kenakan terasa seperti belenggu yang mengikatnya, terlalu ketatsambil menawarkan segelas wine kepada
tolak Venina sehalus mungkin. Tapi keengga
?" tanya Alfian dengan nada tidak pe
epalanya dengan tangan yan
ni mungkin akan menjadi bagian kehidupanmu," sambung
enak dengan Alfian. Diambilnya gelas i
fian dengan senyum puas, melihat Ven
asa tidak nyaman dengan sensasi pahit dan
Erlangga yang tengah berdiri di sudut ruangan dengan penampilan yang begitu segar dan
ian ketika melihat Venina menghabi
saya. Tapi saya menyukainya," gumam Venina
sil mengajar muridnya. "Kamu akan semakin menyukainya ketika kamu sudah terbias
ah melangkah ke arahnya. Tenggorokannya sakit dan kepalanya te
ian menepuk bahu Erlangga denga
gan. Samar-sama dia mendengar perc
masih belum kembali?" tanya Alfian,
inya mengeras. Venina bisa merasakan
r saja kalau dia merasa terkekang di dunia kita. Kau harus
imana wajahnya berubah. Ada rasa sakit yang ter
kembali," kata Venina pada Alfian,
us. "Masih banyak yang belum kamu nikmati, Nin
unyikan ketidaknyamanannya. "Kepala saya
alau begitu, biar Angga saja yang mengantarmu," ujarny
tolak Venina cepat. "Sa
balik. Dengan sisa-sisa kesadarannya dia segera pergi dar
ung sepatunya yang terlalu tinggi. Dia hampir terjatuh dan menabrak ses
ongnya. Hatinya berdebar kencang, tidak bisa mengabaikan getaran aneh
mbil menghempaskan tang
Biar saya mengantarmu," ta
gi dari sini!" Venina sendiri terkejut dengan n
a sampai di dalam lift. Namun, sebelum pintu
ak ada seorang pun yang bicara. Venina terus memeluk tubuhnya
an sinis sambil mengembalikan jas yang ba
a. Saya tahu kamu tidak n
ra kepalanya terus berdenyut-de
isa menolak dan melawan jika merasa tidak nyaman?" desak Erlangg
Ya, saya memang seperti ini, Pak. Sulit melawan dan menolak. Dan hati saya juga mudah goyah. Jadi, se
lebih dulu. Namun, baru beberapa langkah,
mua kesialannya. Diusapnya wajahnya kasar dan ditampa
saya!" pekik Venina ketika merasakan tu
a akan menurunkanmu di sana!" seru E
ranian dari mana. Minuman terkutuk itu benar-benar membantunya. Bah
ya! Kenapa Bapak me